Otoseken.id - Menerabas banjir merupakan tindakan berisiko tinggi saat mengendarai mobil.
Tapi sayangnya sering kali para pemilik mobil terpaksa melakukannya.
Namun, baik mobil matik atau manual untuk menerjang banjir ada tips aman melakukannya lho.
"Prinsipnya ketika menerjang banjir kedua transmisi tersebut sama-sama menjaga putaran mesin agar tidak mogok, hanya beda teknis praktik dan penanganannya," buka Hermas, pemilik bengkel spesialis Worner Matic, Bintaro, Tangerang Selatan.
Baca Juga : Tips Beli Mobil Bekas, Ini Ciri-ciri Yang Pernah Terendam Banjir
Pada mobil manual, Anda bisa menjaga putaran mesin dengan memainkan tekanan pedal kopling.
Jika sewaktu-waktu berhenti di tengah genangan air tidak menjadi masalah yang berarti.
Selama Anda bisa menjaga putaran mesin di sekitar 1.500-2.000 rpm.
Lain halnya dengan transmisi otomatis, sebisa mungkin Anda harus jaga jarak dengan kendaraan di depan.
Baca Juga: Ini 6 Kerusakan Akibat Mobil Bekas Terjang Banjir, Bikin Kantong Kering
Karena ketika kendaraan di depan tiba-tiba berhenti, Anda bisa menghindar untuk mencegah mobil berhenti di tengah genangan air.
Bila terpaksa berhenti, gunakan teknik stall speed atau menahan laju mobil dengan menekan gas dan rem sekaligus.
Risikonya bila dilakukan terus menerus komponen torque converter bisa jebol.
Mobil manual lebih cenderung aman menerjang banjir karena minim komponen eletrikal di bagian transmisinya.
Baca Juga: Jasa Angkut Mobil Kebanjirang Order, 10 Kali Angkut Rp 700 Ribu, Untuk Rute Normal
Namun, bila sering memainkan setengah kopling akan boros kanvas koplingnya.
Transmisi otomatis perlu mendapat perhatian khusus terutama pada komponen elektrikalnya dimana air menjadi musuh utamanya.
"Selebihnya risiko menerjang banjir lebih ke area mesin dan bagian transmisi cenderung lebih aman untuk mobil produksi modern," ujar Hermas.
Mobil Terendam Banjir Diharuskan Kuras Oli Transmisi, Ini Alasannya
Otoseken.id - Saat mobil terendam banjir, risiko kerusakan pada mesin, dan elektrikal tentu menghantui pikiran pemilik mobil.
Bukan hanya itu, transmisi matik yang terendam banjir juga lebih berisiko timbul kerusakan karena adanya komponen elektrikal.
Cara paling mudah mengetahui oli transmisi yang terkontaminasi dengan air atau tidak adalah dengan mengecek dipstick oli transmisi.
Perhatikan kualitas oli dan warna oli, jika warna oli berwarna putih, dan daya lumas oli seperti air, maka Anda diharuskan untuk mengganti oli.
(Baca Juga: Ternyata Rem Mobil Tromol Lebih Berdampak Buruk Pasca Terendam Banjir)
Namun untuk mengembalikan performa transmisi matik yang menghasilkan, Ada baiknya Anda menguras atau flushing oli transmisi.
"Mengganti oli sama kuras oli berbeda, kalau ganti oli transmisi merupakan perawatan rutin, biasanya setiap 40 ribu sampai 80 ribu kilometer, tapi kalau oli yang sudah tercampur air akibat banjir, disarankan untuk flushing biar hasilnya maksimal," kata Apuy dari Bengkel Spesialis Matic, Sakira Abadi di Tangerang.
"Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada lagi air di dalam transmisi matik." lanjut pria yang disapa Apuy.
Proses ganti oli transmisi hanya menggani oli transmisi di ruang karter atau tempat penggantian oli saja.
(Baca Juga: Mobil Kebanjiran, Gardan Terendam, Perlu Ganti Oli? Ini Kata Kepala Bengkel Resmi)
Sementara kuras oli atau flushing adalah proses memuang seluruh oli di sistem transmisi.
Namun untuk melakukan kuras atau flushing oli transmisi tidak sembarangan, harus dilakukan oleh bengkel spesialis dan menggunakan alat ATF Changer.
Selain itu kuras oli (flushing) transmisi matik membutuhkan oli yang lebih banyak, bisa mencapai 7 sampai 12 liter tergantung jenis mobilnya.
Editor | : | ARSN |
KOMENTAR