Otoseken.id - Mobil bekas yang menggunakan sudah semakin banyak dan menjadi sebuah tren.
Mesin tetap atau dikecilkan kapasitasnya, namun berkat turbo, kemampuannya jadi berlipat.
Keunggulan dari mesin turbo adalah tenaganya yang besar, rendah emisi, juga beberapa yang canggih justru bikin bahan bakar makin irit.
Dalam hal ini, muncul karakteristik alami turbo, yaitu adanya jeda respons atau lag.
Baca Juga: Jurus Merawat Mesin Diesel Turbo Toyota Fortuner, Innova, Pajero, 2 Hal Ini Panduannya
Kipas turbin turbo yang digunakan untuk memompa udara ke ruang bakar, digerakan oleh gas buang yang debitnya tidak stabil.
Jika kita menginjak pedal gas, debit gas buang akan kencang, sebaliknya jika kita menutup pedal gas, atau berjalan pada putaran mesin rendah, debit gas buang akan rendah pula.
Nah, saat sedang berkendara pada kecepatan rendah, atau dengan putaran mesin rendah, debit gas buang yang dihasilkan mesin akan sedikit, dan berefek pada putaran kipas turbin yang pelan.
Jika tiba-tiba kita menginjak gas untuk membangun kecepatan, mesin butuh waktu untuk untuk menghasilkan debit gas buang yang banyak.
Pun begitu dengan kipas turbin turbo yang membutuhkan jeda waktu untuk berputar lebih kencang dan memberikan tekanan udara ke ruang bakar.
Baca Juga: Honda Brio Colok Turbo, Tenaga Buas Sentuh 500 DK, Bobot Direduksi
Jeda waktu yang dibutuhkan antara kita menginjak gas hingga mesin mulai merespon dengan memberikan tenaga tamabahan itulah yang dinamakan turbo lag.
Solusi
Saat ini, banyak merek yang sudah mengatasi gejala turbo lag dengan teknologinya masing-masing.
Beberapa menggunakan dua unit turbo sekaligus, atau twin-turbo.
Mesin dengan twin-turbo menggunakan dua rumah keong berbeda ukuran.
Turbo yang lebih kecil bekerja di rpm bawah, sedangkan yang lebih besar membantu kinerja rpm yang lebih tinggi.
Solusi lain yang dapat menghilangkan gejala turbo lag adalah teknik twin-charger, dimana peran turbo kecil digantikan oleh supercharger.
Teliti Beli Mobil Turbo Bekas, Kantong Bisa Jebol, Perhatikan Hal Ini
Otoseken.id - Mobil bekas dengan turbo belakangan kembali populer dikalangan kids zaman now.
Turbo sudah banyak digunakan di beberapa mobil keluaran terbaru.
Dengan menggunakan turbo, pabrikan dapat mencapai target output tenaga dengan menggunakan kubikasi mesin yang lebih kecil.
Dampaknya, mobil dapat menjadi lebih efisien dan bertenaga.
Kalau Anda tertarik meminang mobil bekas yang telah dibekali turbo, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tak kecewa setelah membeli.
(Baca Juga : Servis Berkala Honda Civic Turbo 10.000-100.000 Km, Ini Rinciannya)
Yang pertama adalah pertimbangkan beberapa merek mobil yang memiliki jaringan pelayanan luas dan mudah.
Usahakan membeli merek mobil asal Jepang yang sudah populer di Indonesia, karena mobil Eropa atau Amerika mungkin lebih sulit untuk dipelihara.
"Karena begitu mobilnya sakit, bengkel-bengkel umum tidak bisa kerjakan. Waktu di-check pemilik sering kaget kok spare partsnya bisa sampai puluhan juta," ungkap Theodorus Suryajaya, punggawa bengkel Rev Engineering yang biasa menangani mobil turbo.
Tak hanya sulit dalam hal penanganan, terkadang spare parts pun sulit didapat.
"Pilih mobil yang support ATPM-nya bagus, seperti Toyota dan Mitsubishi. Jadi kalau tidak ada partsnya di Indonesia, masih bisa order ke Thailand," tambahnya.
(Baca Juga: Turbo Toyota Fortuner, Pajero Rusak Parah, Harus Ganti 1 Unit, Segini Biayanya)
Setelah menentukan mobil dengan variabel di atas, hal penting yang kedua menyangkut gejala penyakit yang bisa Anda lihat dengan kasat mata.
"Kalau kilometer mobil sudah tinggi biasanya mulai ngebul," ujar pria yang akrab dipanggil Teddy.
Bila sudah ngebul, bisa jadi komponen turbo bermasalah karena oli ikut terbakar.
Hal tersebut ternyata penyebab utamanya adalah perawatan yang kurang rutin dan pemakaian oli yang kurang baik.
"Pemilik sebelumnya memakai kualitas oli yang baik atau tidak. Lalu penggantian filter oli juga," ungkapnya menambahkan.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | Jip.gridoto.com |
KOMENTAR