Otoseken.id - Banyak pemilik mobil pakai oli lebih kental agar supaya mesin lebih awet.
Sejatinya penggantian oli mesin mobil harus dilakukan secara berkala sesuai dengan spesifikasi mesin dari pabrikan.
Iklim Indonesia yang tropis sering dianggap pemilik mobil untuk lebih baik menggunakan jenis oli mesin yang lebih kental.
"Memang maksudnya supaya mesin tidak panas berlebih, tapi pemilik mobil sering lupa dengan fungsi pelumasannya," buka Alvin Suwarna, Director PTT Oil Indonesia kepada GridOto.com.
Baca Juga: 7 Pilihan Oli Mesin Diesel, Mulai Dari Rp 180 Ribu, Shell Rimula Hingga TMO Diesel
Menurut Alvin, risiko pakai oli mesin lebih kental yang akan langsung terasa adalah kerja mesin jadi lebih berat.
/photo/2020/06/26/2517994222.jpeg)
"Memang komponen tetap terlumasi, tapi karakter cairan yang lebih padat membuat gerak komponen tidak bisa lancar," ujar Alvin.
Efeknya dengan beban kerja mesin yang lebih berat membuat konsumsi bahan bakar mobil lebih boros karena setiap pembakaran yang dihasilkan harus menopang tambahan beban dari gerak komponen yang tidak lancar.
"Lebih jauh lagi risiko yang terjadi adalah sirkulasi oli di dalam mesin tidak bisa optimal karena oli sulit masuk ke dalam celah komponen yang sempit," sebut Alvin.
Baca Juga: Penjelasan Pabrikan Oli Soal Oli Mesin Mobil Bisa Kadaluarsa
Tambah Alvin, kondisi ini menyebabkan ada bagian komponen mesin tertentu yang tidak terlumasi saat bergesekan sehingga mengalami friksi berlebih.
"Yang ada mesin malah jadi cepat panas di titik-titik tertentu, begitu juga komponen yang bergesekan jadi lebih cepat aus dan memicu kerusakan dalam jangka panjang," tekan Alvin.
Efek Negatif Mobil Bensin Pakai Oli Mesin Mobil Diesel
/photo/2019/03/12/2306131168.jpeg)
Otoseken.id - Oli mesin mobil bensin dan mobil diesel memiliki spesifikasi yang berbeda.
Contohnya, oli mesin bensin punya kode standar SM atau SN dan oli mesin diesel punya kode CJ-4 atau CK-4 dengan disematkan identitas heavy duty.
Kalau menggunakan oli mesin diesel di mobil mesin bensin, apakah akan memicu efek negatif pada mesin mobil?
"Kalau dilihat dari perbedaan spesifikasi oli yang mengacu standar API atau ACEA sebenarnya tidak ada pengaruh signifikan ke daya pelumasan mesin," tutur Alvin Suwarna, Director PTT Oil Indonesia kepada GridOto.com.
Baca Juga: Resiko Oli Mesin Mobil Bekas Rembes, Bisa Rugi Jutaan Rupiah
Namun menurut Alvin, yang harus diperhatikan adalah oli mesin diesel punya karakter kekentalan yang lebih tinggi daripada oli mesin bensin yang dibedakan dari kode standarnya.
/photo/2020/06/17/899344023.jpg)
"Sejatinya mesin diesel menghasilkan suhu panas lebih tinggi daripada mesin bensin saat bekerja, sehingga perlu peredaman panas dari tingkat kekentalan oli yang lebih tinggi," tekan Alvin.
Jika dipakai di mobil bensin, dikhawatirkan kekentalan oli malah membuat beban kerja mesin semakin berat karena semakin besarnya hambatan dari gerak komponen.
"Selain itu pelumasan oli di dalam mesin jadi kurang maksimal karena tidak bisa bersirkulasi naik ke bagian atas mesin karena oli terlalu kental," sebut Alvin.
Baca Juga: Mobil Non-LCGC Pakai Oli Mesin Khusus LCGC, Hal Ini yang Terjadi
Menggunakan oli mesin diesel di mobil bensin juga hanya akan membuat fungsi kadar basa oli dari Total Base Number (TBN) yang tinggi untuk menetralkan kadar asam bahan bakar jadi sia-sia.
"Mesin bensin tidak memerlukan penetralan bahan bakar, malah kalau terlalu basa hasil pembakaran tidak bisa maksimal dan mengurangi tenaga mesin," tutup Alvin.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR