"Ada baiknya penggantian oli transmisi matik dilakukan dengan cara dikuras agar semua oli yang ada di dalam terbuang dan diganti dengan yang baru," tambah pria yang bengkelnya ada di Jl. Pulogebang Raya, Jakarta Timur.
Idealnya penggantian oli transmisi matik dilakukan setiap 30.000 km sampai 50.000 KM sekali.
Bila terus dipaksakan digunakan maka transmisi matik bisa saja jebol.
2. Kebocoran Oli Transmisi Matik
Selain penggantian oli transmisi matik yang rutin kondisi transmisi matik juga harus diperhatikan dari kebocoran.
Karena bila ditemukan adanya kebocoran pada bagian tertentu maka oli transmisi matik akan berkurang.
"Kebocoran pada transmisi matik sering terjadi pada mobil yang sudah berumur dan banyak pemilik mobil yang tidak langsung memperbaikinya," sebut Ucup panggilan akrabnya.
Baca Juga: Mobil Matik Terjebak Macet Ditanjakan? Ini Tips Pengoperasiannya
Kebocoran yang sampai membuat oli menetes lama-kelamaan akan mengurangi volume oli transmisi matik.
Hal ini akan fatal karena daya pelumasan akan jauh menurun dan gesekan di dalam transmisi matik menjadi sangat tinggi.
Ini akan cepat membuat transmisi matik tidak awet dan gampang jebol.
3. Cara Penggunaan Transmisi Matik yang Buruk
Banyak karakter orang dalam mengemudi mobil terutama dengan transmisi matik.
Karena dianggap sudah diatur oleh komputer maka pengemudi seringkali kasar dalam penggunaannya.
"Bila cara mengemudi mobil transmisi matik tidak benar atau terlalu kasar ini juga akan membuatnya cepat jebol," sebutnya.
Sebagai contoh yang membuat transmisi matik cepat jebol adalah memindahkan tuas persneling tapi mobil belum berhenti dengan sempurna.
Jadi jangan sampai transmisi matik jebol hanya karena penggunaan yang tidak tepat atau kasar.
Baca Juga: Wajib Tahu, Tips Mengecek Transmisi Mobil Matik Bekas, Perhatikan
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR