Otoseken.id - Pemilik mobil bekas ternyata banyak nih yang cuma menyisakan sedikit bensin saja.
Padahal, tangki bahan bakar yang sering nyaris kosong ini bisa menimbulkan masalah pada mesin mobil.
Apalagi mesin injeksi yang memanfaatkan tekanan fuel pump untuk mendorong bahan bakar menuju injektor.
Bukan hanya menimbulkan masalah pada fuel pump, hal ini bisa menyebabkan mesin bisa jadi brebet.
Baca Juga: Risiko Beli Mobil Bekas Tabrakan Menurut Pakar Senior Dari IDDC
"Tanki sering dibiarkan nyaris kosong itu bisa menimbulkan karat dan kotoran di dalam tangki bahan bakar," buka Andi pemilik bengkel Honda Clinic Auto Tech Support (HCATS) di Pondok Kopi, Jakarta Timur.
"Mesin bisa brebet karena kotoran dan karat tersebut menyumbat filter bahan bakar," tambahnya.
Filter bahan bakar yang tersumbat kotoran ini membuat aliran bahan bakar ke mesin menjadi terhambat.
Hambatan ini menyebabkan pasokan bahan bakar ke injektor dan ruang bakar menjadi berkurang atau bahkan terhenti.
Baca Juga: Ini Resiko Oli Mesin Yang Berkurang Ditambah Oli Baru di Mobil Bekas
Alhasil akan terjadi kegagalan pembakaran yang berefek ke putaran mesin mobil yang tersendat atau brebet.
/photo/2020/06/09/4213690632.jpeg)
Untuk itu pastikan bakar bakar di tangki selalu penuh untuk menghindari kotoran di dasar tangki terisap dan membuat filter bahan bakar tersumbat.
"Jangan lupa pada jadwal tertentu, filter bahan bakar harus dicek dan diganti bila sudah sangat kotor," tutup Andi.
Ini Resiko Ganti Oli Mesin Mobil Bekas di Luar Kode SAE Pabrikan
/photo/gridoto/2018/03/05/632419319.jpg)
Otoseken.id - Banyak beredar jenis oli berbagai jenis tingkat kekentalan oli alias kode Society Of Automotive Engineer (SAE) di pasaran.
Setiap pabrikan memiliki spesifikasi oli untuk mobil buatannya, terutama tingkat kekentalan (kode SAE) yang mengikuti kebutuhan mesin.
Oli mesin tersebut pastinya bisa melumasi komponen di dalam mesin dan memberikan perlindungan maksimal serta mampu meredam panas.
Namun, banyak pemilik mobil coba-coba mengganti oli mesin di luar spesifikasi kode SAE rekomendasi pabrikan.
Baca Juga: Ini Gejala Kerusakan di Mesin Mobil Bekas Yang Jarang Dipanaskan
Ini tindakan berisiko karena bisa membuat mesin bermasalah.
"Kalau mengganti oli mesin itu sebaiknya mengikuti rekomendasi pabrikan karena itu semua sudah dianalisa," buka D. Wahyu Bawono, Business Development Manager PT Pana Oil Indonesia.
"Pabrikan pastinya sudah memberikan toleransi berapa kekentalan yang bisa digunakan," tambahnya.
Bila memang spesifikasi oli yang digunakan terlampau jauh maka bisa menimbulkan masalah.
Baca Juga: Penyebab Mobil Bekas Bisa Gagal Lolos Uji Emisi Gas Buang, Ini Biangnya
Semisal menggunakan oli mesin jauh lebih kental bisa menyebabkan mesin mudah panas.
Panas berlebih ini diakibatkan oli mesin lama menjangkau bagian-bagian yang sempit.
"Oli enggak mampu meredam gesekan yang menghasilkan panas sehingga mesin menjadi mudah panas," sebutnya.
Pun demikian dengan penggunaan oli mesin yang jauh lebih encer.
Baca Juga: Pentingnya Kalibrasi Mesin Mobil Diesel Common-rail Secara Rutin
Misalnya rekomendasi pabrikan menggunakan spesifikasi oli 15W-40 lalu dipaksakan menggunakan oli 0W-20 maka mesin juga bisa bermasalah.
"Biasanya kalau jauh lebih encer bikin gesekan semakin tinggi yang menyebabkan bunyi si dalam mesin lebih terdengar," tutup Bawono.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR