Otoseken.id - Persneling otomatik, dapat mengurangi stres. Terutama, saat kemacetan lalu lintas, seperti yang sering terjadi di kota-kota metropolitan.
Dengan menggunakan teranmisi otomatik, selain pengendara dapat berkonsentrasi penuh, dalam pengoperasiannya pun tak terlalu bekerja berat.
Inilah yang diinginkan Petrus Yusuf di tahun 1994 silam, Ia sehari-harinya harus menelusuri jalur Pulo Gebang hingga Sudirman. Walhasil, Escudo miliknya yang sebelumnya transmisi manual lalu diganti dengan tranmisi otomatik.
Untuk mesin Escudo yang berkapasitas 1.600 cc ini, sebenarnya oleh pabriknya sudah disediakan transmisi otomatik. Di Amerika, dikonsumsi oleh Suzuki Sidekick.
Tetapi tingginya harga perangkat otomatik tersebut jika didatangkan ke Indonesia, menjadi kendala tersendiri pada saat itu.
Baca Juga: Sejarah Suzuki Vitara, Escudo, dan Sidekicik, SUV Sukses di Zamannya
Kebetulan, transmisi Toyota Camry Combi GX, mudah diperoleh dan cocok digunakan. Meskipun, dengan sedikit memodifikasi. Antara lain, harus menggunakannya dudukan (adaptor) sebagai penghubung antara transmisi dengan mesin.
Walhasil, Petrus lalu menyerahkan penanganan dan pengerjaannya pada bengkel Gerry dan Bongky, yang di Jalan Kalibata. Menurut Petrus, perubahan ke transmisi otomatik ini hanya menghabiskan biaya kurang lebih Rp 4 juta di 1994 lalu.
Mulanya, Gerry mempelajari putaran terendah yang bisa ditoleransi dalam pengoperasian pemindahan gigi serta saat penggunaan gigi awal. Ini penting. Sebab, mesin Escudo tidak dapat bekerja pada putaran di bawah 600 rpm.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR