Otoseken.id - Mobil bekas yang punya jam terbang tinggi egine mountingnya sering kali mengalami kerusakan.
Kerusakan yang biasa terjadi pada engine mounting mobil bekas seperti pecah.
Mobil bekas yang mengalami rusak engine mounting membuat kinerja mobil jadi terganggu.
Untuk mengetahui engine mounting bermasalah bisa dideteksi dengan visual dan dirasakan saat berjalan.
Baca Juga: Engine Mounting Mobil Bekas Rusak Gak Diganti, Ini Bahaya Yang Mengintai
Kondisi engine mounting pada beberapa mobil bisa dilihat langsung.
"Misalnya pada Honda Mobilio, akan terlihat kondisi engine mounting yang sudah rusak," buka Sen-sen, pemilik bengkel Senja Automotive di Pulogebang, Jakarta Timur.
"Engine mounting yang rusak akan terlihat pecah-pecah pada bagian karetnya," tambahnya.
Kondisi ini membuat mesin menjadi oblak atau bergetar sangat keras.
Baca Juga: Tips Mengganti Engine Mounting Mobil Bekas, Wajib Diganti Semua
Getaran yang keras bisa dirasakan saat mobil dalam keadaan idle atau langsam dan saat berjalan.
Baca Juga: Engine Mounting Mobil Bekas Honda CR-V Gen 3 Rusak? Ini Gejalanya
"Saat berjalan biasanya akan terasa getaran cukup keras," jelasnya.
Kondisi ini akibat engine mounting sudah tidak mampu menyerap getaran mesin saat bekerja.
"Kondisi ini wajib ganti engine mounting dengan yang baru," tutup Sen-sen.
Segini Interval Penggantian Engine Mounting Mobil, RWD dan FWD Jumlahnya Beda
Otoseken.id - komponen engine mounting bertugas untuk memegang mesin sekaligus menyerap getaran dari mesin supaya penumpang dan pengemudi tetap merasa nyaman.
Jika engine mounting sudah mengalami keausan, akibatnya akan mengurangi kenyamanan di dalam kabin karena adanya getaran dan entakan dari mesin yang masuk ke dalam kabin.
Engine mounting merupakan part yang memiliki umur panjang, masuk dalam kategori slow moving.
Walaupun termasuk kategori slow moving, namun seiring berjalannya waktu, komponen ini juga bisa mengalami kerusakan dan keauasan.
Baca Juga: Engine Mounting Mobil Bekas Rusak? Jangan Dibiarkan, Akibatnya Malah Bikin Kantong Jebol
"Usia engine mounting biasanya setiap 50 ribu sampai 60 ribu kilometer, namun angka tersebut tidak menjadi patokan yang tepat," Kata Dede, teknisi King Mobil, Tangerang.
Dede menjelaskan, untuk mobil harian yang tinggal di kota-kota besar, risiko kerusakan engine mounting lebih cepat.
Jumlah engine mounting mobil beragam tergantung jenis mobilnya, biasanya untuk mobil penggerak roda depan, jumlah engine mounting lebih banyak.
Sebagai contoh, untuk mobil Toyota Avanza, Kijang Innova, dan Toyota Rush yang berpenggerak roda belakang atau Rear Wheel Drive (RWD), umumnya menggunakan 2 buah engine mounting.
Baca Juga: Deteksi Engine Mounting Mobil, Kenali Tanda-tanda Sudah Harus Ganti
"Mobil penggerak belakang biasanya engine mountingnyanya 2, di sebelah kiri dan kanan," katanya.
Sedangkan mobil Suzuki Ertiga, Honda Mobilio, Mitsubishi Xpander yang berpenggerak roda depan atau Front Wheel Drive (FWD) umumnya menggunakan 4 buah engine mounting.
"Kalau mobil penggerak depan lebih ribet, dia ada 4 engine mounting, di setiap sisi dan di transmisi," tutup Dede, Teknisi King Mobil di Tangerang.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR