Otoseken.id - Busi standar mobil idealnya diganti setiap 20.000 km jika masih menggunakan busi berbahan nikel.
Namun, masih banyak orang yang malas mengganti busi dengan alasan masih bisa digunakan.
Padahal seiring pemakaian mobil, performa busi akan terus menurun.
Proses pembakaran tidak akan berlangsung sempurna sehingga menyebabkan mobil menjadi boros bahan bakar minyak (BBM).
Baca Juga: Ini Ciri Busi Mobil Yang Sudah Harus Diganti, Jarang Yang Menyadarinya
Hal ini dijelaskan oleh Diko Oktaviano, Technical Support Product Knowledge PT NGK Busi Indonesia kepada GridOto.com.
/photo/2019/06/18/3227028579.jpeg)
"Betul, mobil bisa boros BBM karena kemampuan busi sudah jauh menurun," ucap Diko.
"Proses pembakaran yang enggak sempurna ini menyebabkan daya ledak ruang bakar akan menurun," tambahnya.
Elektroda inti yang sudah mengalami keausan memperlambat proses pembakaran di dalam mesin.
Baca Juga: Penyebab Busi Mobil Ada Oli di Dratnya Yang Jarang Diketahui
Kondisi ini yang menyebabkan mobil menjadi boros BBM.
Selain itu, proses pembakaran yang enggak maksimal akan membuat kerak karbon di ruang bakar lebih banyak.
/photo/2020/12/12/1763690160.jpg)
"Karena kerak karbon yang banyak ini juga bisa menyebabkan kemampuan mesin menurun," bebernya.
Jadi ada baiknya, ganti busi sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan agar pembakaran tetap optimal dan mobil enggak boros BBM.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR