“Terutama bila bahan bakarnya pakai Bio Solar, yang sekarang ini presentasi nabatinya sudah mencapai 30%.”
“Nabati ini mengandung FAME atau Fatty, Acid, Methyl dan Ester, atau istilah sederhananya lemak kelap sawit,” terang Sumarno.
Nah, kandungan FAME ini menurut Sumarno bila mobil lama tidak digunakan atau bisa juga bahan bakarnya kelamaan ngendon di tabung penyimpanan di SPBU, bisa membusuk.
“Pembusukan pada solar ini tentu akan menyebabkan pembakaran jadi tidak sempurna, sehingga membuat emisi gas buang jadi jelek,” tukasnya.
Baca Juga: Mesin Mobil Diesel Terasa Nyendat-nyendat? Ternyata Inilah Penyebabnya
Makanya ia menyarankan sebelum mobil digunakan atau akan dilakukan uji emisi, tuangkan aditif bahan bakar (khusus diesel) untuk memperbaiki kualitas solarnya.
“Bila perlu sekalian lakukan purging saluran bahan bakar serta bersihkan catalytic converter-nya menggunakan cairan pembersih katalis,” ujar Sumarno.
Dan jangan lupa juga, bila sering menggunakan BBM diesel dengan kualitas rendah, “Lakukan penggantian filter solar lebih cepat dari anjuran pabrik.”
“Misal anjurannya tiap 10.000 km, maka di 5.000 km langsung ganti,” imbuhnya.
Tujuannya agar penyaringan kandungan buruk yang ada dalam solar, seperti kemungkinan adanya kotoran, air, dan sebagainya, tetap terjaga baik.
Perlu diingat juga, jangan sering memanaskan mesin terlalu lama.
“Karena saat putaran rendah atau langsam, karbon dari hasil pembakaran akan nempel di saluran knalpot dan katalisnya, sehingga membuat pembacaan emisi gas buang jadi jelek,” wanti Heru.
Baca Juga: Mobil Diesel Anda Jadi Boros Bahan Bakar? Hal Ini Bisa Jadi Penyebab
Posted : Kamis, 14 September 2023 | 10:26 WIB| Last updated : Kamis, 14 September 2023 | 10:26 WIB
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | Otomotifnet.com |
KOMENTAR