"Tapi mereka kerja keras banget, sekarang ini kan mau dibekali transmisi CVT," lanjutnya.
Hermas menilai, alasan Toyota dan Mitsubishi mengganti transmisi di mobil segmen LMPV untuk menyasar masyarakat perkotaan, sebab transmisi CVT lebih cocok untuk di perkotaan.
"Pertimbangan pakai CVT yang tahu persis pasti produsen mobilnya ya pertimbangan bisnisnya apa, tapi saya melihat mungkin ini salah satu strategi bisnis supaya penjual mobil bisa naik lagi," katanya.
Baca Juga: Sebelum Pilih Mobil Matik CVT, Simak Dulu Kelebihan dan Kekurangan CVT
"Avanza dan Xpander pakai CVT apakah targetnya Ia ingin nyasar di area-area perkotaan, sebab kalau di daerah menurut saya akan mengalami penurunan minat, Karena tantangan jalannya lebih berat di daerah apalagi di daerah berat berbukit-bukit" lanjut Hermas.
Karakter CVT dinilai kurang andal jika dipakai di daerah dengan medan jalan yang banyak menanjak jika dibandingkan matik AT Konvensional.
"Kita tahu karakter CVT itu memang agak tidak bersahabat ke kontruksi jalan yang konturnya naik turun, apapun CVT-nya dan diproduksi sama brand apapun, ketika kita bawa ke jalanan naik turun pasti kurang andal dibanding AT konvensional," papar Hermas.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Mobil Matik Konvensional, Lebih Andal dari CVT?
"Kerja keras itu membuat sabuk baja rentan melar atau rusak, sementara tekanan oli itu untuk membangun perubahan rasio pully CVT itu Ia tidak bisa mengikuti kemauan si sabuk baja, jadi potensi loss itu lebih besar," tambahnya.
Transmisi jenis CVT sangat mengandalkan tekanan oli, jika sering diajak ke tanjakan, komponen CVT rentan terhadap suhu yang ekstrim.
"Karena semua basis tekanan oli CVT diatur oleh sistem computerized atau elektrikal, kita tahu komponen elektrikal itu perubahan suhu yang ektrim tidak bandel, sementara pengaturan tekanan oli itu pengendali utama dari kerja CVT itu, yang dikhawatirkan umurnya jadi pendek," jelas Hermas.
Editor | : | ARSN |
KOMENTAR