Saat melaju dari setop hingga kecepatan rendah, rasio perpindahan gigi dibentuk oleh drive pulley dan driven pulley untuk membentuk diameter sabuk baja layaknya transmisi CVT biasa.
Setelah melaju di kecepatan tinggi berkisar di atas 60 km/jam, pulley set akan split ke planetary gear.
Baca Juga: Begini Tips Merawat Transmisi D-CVT Daihatsu Xenia, Sirion dan Rocky
Apakah perpaduan transmisi CVT dengan konvensional akan lebih awet dan tahan lama? Nah untuk menjawab pertanyaan tersebut kami mencoba mendatangi ahli matik di kawasan Bintaro Tangerang Selatan.
"Dengan teknologi Dual Mode, saya sendiri belum pernah membongkarnya langsung, tapi kalau bawahnya pakai CVT atasnya pakai plenatary, akan ada tambahan satu planetary untuk mendukung rasio percepatan supaya rentangnya lebar," buka Hermas Efendi Prabowo, Owner bengkel spesialis Owner Matic.
Hermas menilai, soal durability, matik konvensional masih lebih awet ketimbang CVT.
"Misalnya Grand Livina L11, kasus kerusakan pada plenatary itu hampir tidak ada, duluan yang CVT, di Grand Livina L11 kan juga ada perpaduan antara CVT dan planetary," katanya saat diwawancarai di bengkelnya di Bintaro, Tangerang Selatan.
Meski begitu, Hermas menilai teknologi ini merupakan hal yang bagus karena bisa membuat konsumsi bahan bakar lebih irit dengan rasio perpindahan gigi bisa lebih lebar dari keceptan rendah hingga tinggi
"Tentu yang ingin dikejar supaya putaran mesin rendah sehingga konsumsi bahan bakar irit, ini bagus karena dengan teknologi ini akan mendukung ramah lingkungan," Tutup Hermas Efendi Prabowo, owner Worner Matic.
Baca Juga: Penyebab Toyota Avanza Terkena Water Hammer, Waspada Part Kecil Ini
Posted : Sabtu, 13 November 2021 | 18:56 WIB| Last updated : Rabu, 4 Desember 2024 | 09:43 WIB
Editor | : | optimization |
Sumber | : | Otoseken.id |
KOMENTAR