Otoseken.id - Pabrikan atau produsen mobil sudah memberikan rekomendasi bahan bakar untuk menyesuaikan kebutuhan mesin.
Rasio kompresi mesin adalah salah satu alasan pabrikan mengeluarkan angka anjuran oktan BBM tersebut.
Memang kenyataannya, mobil seperti Toyota Calya dan Daihatsu Sigra yang dianjurkan untuk menggunakan bahan bakar beroktan 92 seperti Pertamax, memiliki kompresi mesin yang tinggi.
Tapi masih banyak juga mobil LCGC yang memakai oktan lebih rendah seperti oktan 90, contohnya Pertalite, padahal hal tersebut berdampak negatif pada busi.
Baca Juga: Honda Accord 2.4 CP2 Punya Kompresi Mesin Tinggi, Ini Rekomendari BBM yang Cocok
Suparna, Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, mengatakan, jika rutin memaksa menggunakan bahan bakar dengan kualitas rendah pada kendaraan, maka dipastikan bisa berdampak pada usia pakai busi.
“Saat oktan bahan bakarnya rendah, maka pembakarannya kurang sempurna. Hasilnya, bisa menimbulkan jelaga atau residu, sehingga bisa memperpendek umur busi,” ujar Suparna
Namun, Suparna menambahkan, tidak ada angka perhitungan yang pasti mengenai persentasi pengurangan usia pakai busi seandainya pemilik mobil terus menggunakan bahan bakar berkualitas rendah.
Baca Juga: Toyota Soluna Pakai BBM Oktan Tinggi, Bikin Performa Mantap Atau Berdampak Negatif?
Misalnya jika busi memiliki interval penggantian sekitar 40.000 kilometer karena sering menggunakan bahan bakar beroktan rendah, intervalnya bisa memendek hingga setengahnya dan perlu diganti dengan busi baru.
“Kenapa bisa berkurang, karena jelaga tadi menutupi busi. Sehingga, busi sering mengalami overheat dan mempercepat matinya busi,” Suparna, Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, Jakarta Selatan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mitos atau Fakta, Kualitas BBM Pengaruhi Usia Busi Mobil?"
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR