Otoseken.id - Wah, pemilik mobil bensin bisa makin tipis nih kantongnya. Pertamax 92 terindikasi bakal dimahalkan harganya nih.
Pasalnya ada indikasi harga BBM Pertamax RON 92 bakal dimahalkan.
Hal ini imbas dari kenaikan harga minyak dunia yang cukup signifikan.
Menanggapi ini, Irto Ginting, Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina beri penjelasan.
Menurutnya, pihak PT Pertamina masih mengkaji potensi kenaikan harga BBM RON 92 tersebut.
"Masih kami kaji," ucap Irto singkat, (14/3/22).
Untuk itu, Irto belum bisa merinci lebih jauh besaran kenaikan harga Pertamax nantinya.
Namun Irto menegaskan, penyesuaian harga BBM nonsubsidi memiliki banyak pertimbangan.
Baca Juga: Efek Negatif Mobil Bensin Pakai Oli Mesin Mobil Diesel
Mulai dari harga minyak dunia, kurs dollar dan harus sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM.
Menurut dia, tren konsumsi Pertamax kini juga kian meningkat setiap tahunnya.
Kata Irto, pemakain Pertamax mencapai 8 persen dari total konsumsi BBM Nasional pada 2020.
Jumlah ini meningkat 12 persen dari total konsumsi BBM Nasional pada 2021.
Selain itu, secara rata-rata konsumsi Pertamax mencapai 13 persen dari total konsumsi BBM Nasional.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan ikut beri tanggapan.
Kata Mamit, saat ini Pertamina menanggung selisih harga jual cukup besar.
Jika dilakukan penyesuaian, harga jual Pertamax dirasa tidak akan beda jauh dengan harga jual BBM RON 92 dari pom bensin swasta.
"Harga BBM RON 92 di SPBU swasta saat ini berada di Rp 12.900," kata Mamit.
Baca Juga: Jelang Ramadan, OLX Optimis Pasar Mobil Bekas Tumbuh, Ini 5 Mobil Terlaris
"Maka, seharusnya harga Pertamina tidak akan jauh dari situ," terangnya.
"Perbedaan mungkin di angka Rp 50 atau Rp 100 lebih murah," ujar Mamit.
Mamit menambahkan, beban selisih harga sejatinya telah ditanggung Pertamina sejak 2021.
Selisih harga jual dengan harga keekonomian mencapai Rp 2.500 hingga Rp 3.000 per liternya.
Senada, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro menilai kenaikan harga minyak dunia saat ini kian memberatkan Pertamina.
"Saat ini harga Pertamax masih menggunakan acuan asumsi ICP APBN 2022 yang ditetapkan 65 dollar AS per barrel," kata Komaidi.
Padahal, harga minyak dunia terus menunjukkan peningkatan jauh di atas asumsi tersebut.
Di sisi lain, pemerintah dinilai harus segera mengambil kebijakan terkait harga BBM.
Menurut Mamit, pemerintah perlu segera menerbitkan regulasi turunan dari Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.
Baca Juga: Cara Merawat Mobil Bekas, Ini Dua Penyebab Air Aki Cepat Habis
Dia mengatakan, kondisi itu membuat pelaku usaha khususnya Pertamina pun masih kebingungan dalam implementasinya.
"Agar Pertamina (juga) merasa aman dengan kondisi jika Pertalite dikompensasi, juga perlu kejelasan besaran kompensasinya," kata Mamit.
Menurut dia, besaran kompensasi 50 persen seperti yang tertuang dalam Pertalite pun masih belum mencukupi.
Apalagi, harga Pertalite dipastikan tidak akan mengalami kenaikan untuk beberapa waktu ke depan.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | Otomotifnet.com |
KOMENTAR