Otoseken.id - Nissan Grand Livina generasi pertama (L10) harganya semakin murah, tinggal Rp 70 juta saja sudah bisa dapat LMPV yang nyaman dan bisa dipakai mudik lebaran.
Nissan Grand Livina (L10) hadir untuk melawan Toyota Avanza, pertama kali diperkenalkan pada April 2007, Nssan Grand Livina tersedia 2 pilihan mesin yakni 1.500 cc dan 1.800 cc dan 3 tipe, diantaranya tipe SV, XV, dan Ultimate.
Selain pilihan mesin yang lebih besar dibandingkan kompotitornya, Nissan Grand Livina juga tersedia pilihan transmisi matik 4-percepatan, Nissan juga menyediakan pilihan girboks manual 5-percepatan dan 6-percepatan.
Dari pantauan bursa mobil bekas dan media jual beli di internet, harga Nissan Grand Livina memang cenderung lebih jatuh dibandingkan merek Jepang lainnya.
"Harga bekasnya katakanlah di tahun yang sama tapi dapat lebih murah dari merek lain, dapat kenyamanan yang lebih baik dan kelas yang lebih tinggi, seperti fitur dan sebagainya," kata Dandy, pemilik Pedege Livina.
Yap harga Nissan Grand Livina untuk keluaran awal tahun 2007 mulai dari Rp 70 juta saja kondisi layak dan pajak hidup, bahkan masih ada yang jual Rp 60 jutaan tapi dengan kondisi pajak mati.
Tapi sebelum membeli Nissan Grand Livina bekas, kenali dahulu 4 penyakitnya biar enggak pusing saat merawat Nissan Grand Livina bekas.
1. Mesin Ngelitik
diungkapkan oleh Sugianto dari bengkel spesialis Nissan Auto Clinic, menurutnya Grand Livina maupun Livina sering ditemui gejala ngelitik.
"Gejala ngelitik memang sering ditemui di Grand Livina dan Livina, baik yang generasi L10 maupun L11," buka Sugianto, Owner bengkel spesialis Nissan Auto Clinic di Harapan Indah Bekasi.
Baca Juga: Sejarah Nissan Grand Livina, 12 Tahun Mengaspal di Indonesia
Menurut Pria yang dulunya bekerja di bengkel resmi Nissan ini mengatakan, penyebabnya mesin ngelitik akibat EGR (Exhaust Gas Recirculation) sehingga menimbulkan karbon di ruang pembakaran.
"Mesin ngelitik karena Grand Livina dan Livina mempunyai EGR (Exhaust Gas Recirculation), kalau mobil-mobil Nissan yang lain katakanlah Serena, X-Trail dan lainnya itu enggak pakai EGR," ungkapnya.
"Jadi emisi yang seharusnya dibuang, ini dibalikkan lagi, bisa terjadi penumpukan karbon di ruang pemakaran akibat EGR (Exhaust Gas Recirculation), itu mesin bisa knocking atau ngeletik, " lanjut Pria yang akrab disapa Ugi ini.
Perlu diketahui EGR atau Exhaust Gas Recirculation digunakan untuk mengurangi emisi dengan mengembalikan gas sisa pembakaran kembali ke intake manifold.
"Pembakaran yang tidak sempurna di ruang bakar akan menghasilkan tumpukan karbon seperti arang jadi itu yang bikin bunyi ngelitik di Grand Livina dan Livina," kata Ugi.
Selain dari EGR, penyebab mesin ngelitik bisa karena telat ganti oli.
2. Indikator Bensin
Akurasi indikator bensin menjadi salah satu kelemahan pada Grand Livina keluaran awal. Terutama saat bahan bakar diisi lebih dari setengah kapasitas tangki.
Pada versi lansiran di bawah tahun 2009, pernah terjadi kasus fuel pump error, yang mengakibatkan jarum indikator di meter cluster tidak pernah menunjuk ke titik F,” ungkap Ferdy, dari Nissan Livina Club (NLC).
Solusinya adalah dengan mengganti fuel pump satu set dengan pelampungnya.
3. Sokbreker
karakter suspensi, kadang terdengar suara, 'Bletak' saat melewati gundukan jalan dalam kecepatan rendah.
Ini disebabkan oleh jarak main sokbreker yang terlampau tinggi sehingga saat rebound, travel sokbreker berada dititik maksimal.
Sedangkan ban standarnya memiliki karakter yang kurang baik saat menghadapi genangan air.
4. Transmisi
Transmisi Nissan Grand Livina memang cenderung berisik dan akan hilang saat pedal kopling diinjak.
Bila suara yang timbul terdengar cukup keras, menandakan girboks mengalami kerusakan.
Memang Nissan hendak mengedepankan konsep irit pada Grand Livina dengan menggunakan transmisi yang efisien.
Salah satu cara mengurangi beban mesin adalah dengan membuat celah antar-gigi transmisi yang bersinggungan dibuat sesedikit mungkin agar kerugian gesekan dapat diminimalkan.
Baca Juga: Ternyata Gampang, Begini Cara Mengatasi Suspensi Belakang Nissan Grand Livina Yang Terlalu Empuk
Editor | : | ARSN |
KOMENTAR