Otoseken.id - Transmisi otomatis CVT sudah umum disematkan pada mobil-mobil matik yang dijual hari ini.
Namun, ternyata masih ada beberapa tangan lugu alias pemilik yang masih awam atau kurang edukasi mengenai transmisi tersebut.
Simpelnya, transmisi CVT digerakkan oleh sabuk baja dan dua buah pulley yang juga membentuk rasio.
Jika perangkat tersebut bermasalah, harus diganti satu kesatuan dan memakan biaya yang cukup besar.
(Baca Juga : 7 Keunggulan Yamaha NMAX Ini Nggak Ada di Honda PCX 150, Banyak Juga)
"Kalau sudah rusak harus diganti satu assy, tidak bisa satu-satu. Biayanya bisa belasan hingga puluhan juta," ungkap Hermas, pemilik Worner Matic, bengkel spesialis transmisi otomatis di Serpong, Tangerang Selatan.
Ia juga menambahkan kalau satu bagian sudah rusak, biasanya akan merembet kemana-mana bila tak segera ditangani.
"Biasanya pengendara tidak mengerti. Laju mobil tersendat malah digas lebih dalam, padahal transmisinya sudah kena (masalah)," ujar pria ramah berkacamata tersebut.
Hermas mengungkapkan bahwa mayoritas kasus transmisi otomatis rusak yang ditanganinya merupakan hasil dari perilaku berkendara yang kurang tepat.
"Seperti contohnya saat memasukkan gigi ketika lampu merah, masih banyak yang kurang tepat. Lalu bawa mobilnya seperti bawa mobil sport, digeber-geber terus," kekehnya.
(Baca Juga : Naksir Mazda Biante Bekas, Perhatikan Tiga Hal Ini Sebelum Membeli)
Padahal transmisi CVT seharusnya dibawa dengan lebih halus, karena memang lebih cocok untuk berkendara di dalam kota.
"Kalau digas-gas terus, pulley dan beltnya bisa selip karena tak bisa mengikuti gerakkan yang agresif dan tiba-tiba," tambah Hermas.
Nah, kalau mau transmisi CVT Anda awet, sesuaikan cara berkendaranya ya.
Selain itu, jangan lupa untuk merawatnya dengan mengganti oli transmisi.
"Kan kalau di manual sudah ada patokan kilometernya, tapi dengan kondisi jalanan padat seperti di Jakarta kalau bisa lebih cepat dari itu," tutupnya.