"Saran saya paling utama untuk mencegahnya, pakai oli yang kualitasnya sudah terjamin bagus," tambahnya.
Hadi menyatakan kalau varian 325i secara mesin lebih reliable dibanding 320i.
"Jangan terlena kesan cc kecil jadi lebih hemat, karena pada dasarnya mobil ini lumayan (boros) konsumsi bahan bakarnya," ungkap pria ramah pehobi drifting ini.
Seperti biasa, water pump dan radiator masih menjadi sektor yang patut diperhatikan pada sedan-sedan BMW.
"Sama lah, cooling system rawan bermasalah kalau tidak diperhatikan. Sepertinya mobil Eropa cenderung kurang cocok dengan panasnya Indonesia," kekehnya.
Selain itu, satu hal lagi yang cukup krusial pada BMW E90 adalah transmisinya.
"Ini yang paling sering nongol di forum-forum, atau banyak BMW E90 parkir di bengkel-bengkel. girboks otomatisnya sering bermasalah," ungkap Mashadi.
"BMW E90 girboksnya sudah pakai mechatronic. Jadi dia pergantian gigi pakai bantuan lengan robot. Nah si mechatronicnya itu yang sering kalah," ujarnya.
Jika mechatronic sudah rusak, Mashadi menyatakan bahwa biaya penggantiannya bisa mencapai Rp 30-40 juta!
Ia berteori bahwa rusaknya mechatronic BMW E90 dapat berasal dari perilaku berkendara yang kurang sesuai.
"Misalnya posisi (transmisi) di D, tapi pengemudi justru gas pol untuk berakselerasi. Atau saat parkir mau mundur, mobil belum berhenti sudah masuk ke R," ungkapnya.
Di luar itu, Mashadi meyakini bahwa E90 bisa saja reliable asal pengemudinya tahu betul tentang mobilnya dan merawat dengan sungguh-sungguh.
"E90 kan sudah canggih, ada indikatornya kalau bermasalah. Selama setiap ada kode error langsung diperiksa ke bengkel yang memiliki scanner dan terpercaya harusnya tak ada masalah berarti," tutupnya.
Baca Juga: Ingin Beli SUV BMW X1 sDrive 20d Bekas? Segini Angka Konsumsi BBM nya