Otoseken.id - EPS (Electronic Power Steering) semakin umum pada mobil-mobil baru.
Namun, tak berarti power steering hidraulis sudah punah.
Masih ada beberapa mobil yang menggunakan power steering yang menggunakan tekanan fluida ini.
Fluida tersebut adalah oli power steering selayaknya pelumas di komponen lain yang tentunya perlu diganti secara berkala.
Seberapa sering pemilik mobil diwajibkan untuk mengganti oli power steering?
Baca Juga: Pemakaian 6 Tahun, Toyota Avanza Tahun 2013 Cuma 'Jajan' Ini
"Idealnya mengikuti anjuran buku manual ya, 40.000 km. Atau setidaknya setiap satu tahun diganti dan diperiksa keadannya jika penggunaanya tidak sampai segitu," terang Adhy Santosa, punggawa Alfa Jaya Motor di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Hal tersebut dilakukan agar komponen power steering terjaga kondisinya dari korosi dan keausan, karena oli yang lama tak diganti tentu akan mengalami kerusakan pada viskositas maupun kandungannya.
Tak hanya itu, pemeriksaan oli power steering juga bertujuan untuk melihat kondisi power steering mobil itu sendiri.
Jika berkurang sampai batas 'low', tentu ada masalah besar yang sebelumnya tidak diketahui oleh pemilik mobil.
Untuk oli power steering biasanya terdapat tabung untuk menampung oli power steering.
Baca Juga: Hasil Tes Suzuki Jimny Wide 4x4, 0-100 Km/jam Tercatat Segini Sob
"Ada kemungkinan olinya bocor makanya berkurang sampai segitu. Kalau warnanya sudah butek juga sebaiknya diganti saja," ujar Adhy.
Untuk penggantianya pun harus dilakukan kuras total agar sisa oli yang terdapat di slang-slang bisa terganti semua.
Oli yang digunakan juga harus yang berkualitas dan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan ya.
Karena bila menggunakan oli power steering yang kualitasnya kurang baik atau tidak sesuai spesifikasi akan membuat kinerja power steering terganggu.