Otoseken.id - Di Indonesia mobil jenis matik yang populer adalah transmisi matik AT konvensional dan matik CVT (Continously Variable Transmission).
Transmisi matik CVT memiliki pergantian gigi yang lebih halus (smooth) sehingga lebih nyaman untuk dikendarai.
Namun ada 5 hal yang wajib Anda ketahui mengenai transmisi matik jenis CVT.
5 Hal ini wajib diketahui mengenai transmisi matik CVT menurut Hermas Efendi Prabowo selaku teknisi senior sekaligus pemilik bengkel spesialis transmisi matik Worner Matic di Bintaro Tangerang Selatan.
(Baca Juga: Tips Beli Mobil Bekas Transmisi CVT, Jangan Sampai Kantong Jebol)
1. Pergantian rasio gigi secara berkesinambungan (continue)
Kelebihan Perpindahan gigi pada transmisi matik jenis CVT yang lebih halus ini dikarenakan komponen dari 2 puli dan sabuk baja yang membuat perpindahan gigi secara berkesinambungan, menyesuaikan dengan putaran mesin, tidak ada rasio gigi bertingkat seperti di AT konsional.
Sedangkan perpindahan gigi di transmisi AT konvensional secara bertingkat dengan mengandalkan gir yang membentuk planetary gear set.
2. Dirancang untuk di perkotaan
Selanjutnya yang harus kita pahami mengenai tansmisi CVT adalah transmisi ini lebih cocok untuk dipakai di perkotaan.
Ini karena kekuatan transmisi CVT berbeda dengan AT, karena basis CVT adalah puli dan Belt atau sabuk baja.
Walaupun namanya sabuk baja, namun komponen ini tidak terlalu kuat sehingga rentan kendur dan putus.
Sehingga mobil transmisi CVT lebih cocok dipakai dengan city car di perkotaan, kurang cocok dipakai di daerah pegunungan.
(Baca Juga: Transmisi Matik CVT vs AT Konvensional, Mana yang Lebih Baik?)
3. Daya tahan
Daya tahan elektrikal dengan mekanikal lebih handal mekanikal, nah transmisi CVT merupakan transmisi dengan teknologi tinggi dengan mengandalkan elektrikal dan komputer.
Hal ini yang menyebabkan daya tahan CVT lebih pendek dibandingkan mekanikal.
Itu sebabnya mobil matik AT konvensional di mobil-mobil jaman dulu memiliki umur yang lebih panjang hingga 15 sampai 20 tahun karena masih mekanikal.
4. Biaya perbaikan cenderung lebih mahal
Kerusakan ringan pada transmisi matik CVT sering kali sama dengan kerusakan fatal di transmisi AT konvensional, ini yang menyebabkan perbaikan CVT cenderung mahal.
Sementara transmisi AT konvensional kecil kemungkinan mengalami rusak yang fatal, itupun disebabkan dari faktor perilaku dari pengemudi.
(Baca Juga: Bingung Pilih Mobil Transmisi CVT Atau AT? Ini Perbedaan Teknisnya)
5. Teknologi tinggi
Karena berbasis elektrikal dan komputer, sehingga transmisi matik CVT mengandalkan teknologi yang tinggi.
Hal ini berimbas pada perawatan dan perilaku mengemudi yang perlu diperhatikan.
Misalnya saat cuci di ruang mesin jangan sampai terjadi konsleting, dan jangan nekat menerobos banjir.