“Saat kapasitas oli berkurang, tentu pelumasan turbo juga akan kurang optimal,” jelas Moehammad Sobirin dari Surya Mas Diesel di kawasan Kemanggisan, Jakbar. “Yang pasti, jangan sampai telat ganti oli,” tambahnya.
Karena oli yang sudah lewat waktu pengagntiannya, akan berpotensi besar mengandung serbuk besi. Serbuk besi atau biasa dikenal ‘gram-graman’ tersebut akan bahaya bila melewati area pelumasan bilah turbin.
“Hal terburuk yang bisa terjadi adalah akan membuat putaran turbin turbo jadi macet,” ucap Moeh, sapaan akrabnya.
Tingkat viskositas atau kekentalan oli pun berperan penting dalam menjaga turbo pada diesel common-rail. “Karena sudah canggih, oli yang digunakan pun juga harus encer. Seperti oli yang digunakan mesin bensin yang menggunakan turbo,” ucap Theodorus Surya Jaya, juragan REV Engineering.
Baca Juga: Daftar Harga SUV Tangguh Toyota Fortuner Bekas, Harga Jual Murah Tipe Ini Paling Laris Manis
Viskositas oli 5W-30, 5W-40, 10W-40 atau 15W-40 dianjurkan untuk mesin diesel common-rail. “Dengan oli yang sangat encer. Pelumasan turbo pun jadi lebih baik hingga kecelah sempit dibagian turbo. Dan saat putaran dan tekanan turbo dalam kondisi tinggi, oli tetap melumasi turbo dengan benar,” jelas Teddy, sapaan akrabnya.
Menurut Sartono, Technical Leader Auto2000 Bintaro, "Gunakan oli mesin yg sesuai dengan spek kendaraan atau yang lebih tinggi, karena sistem pelumasan dan pendinginan turbo melalui oli mesin. Lalu ganti atau bersihkan saringan udara secara rutin setiap servis berkala, sehingga udara yang masuk ke intake manifold melalui turbo juga bersih," jelasnya.
Terakhir, biarkan mesin idling atau langsam selama beberapa menit sebelum dimatikan untuk turbocharger cooling down dengan pelumasan oli mesin. Atau kalau mau lebih mudah, tambahkan piranti turbo timer saja.