Berantas Virus Covid-19 di Kabin Mobil Bekas, Bengkel Nawilis Kasih Solusi Ampuh

ARSN,Radityo Herdianto - Rabu, 25 Maret 2020 | 14:20 WIB

Proses Semprot Disinfektan Kabin Mobil (ARSN,Radityo Herdianto - )

Otoseken.id - Virus Corona atau Covid-19 di Indonesia jadi pandemi yang mengancam kesehatan.

Tidak terkecuali aktivitas pemilik mobil yang berpotensi memunculkan virus Corona di dalam kabin mobil dan membahayakan kesehatan.

Bengkel spesialis satu ini punya solusi jasa sterilisasi yang diklaim bisa mencegah virus Corona di dalam kabin mobil.

"Awalnya karena pengalaman pahit di dalam kabin angkutan umum yang tidak nyaman, akhirnya diputuskan untuk mengaplikasikan produk disinfektan di dalam kabin mobil," buka Nur Ida, Kepala Cabang Bengkel Spesialis Nawilis Radio Dalam, Jakarta Selatan tim kepada GridOto.com. 

Baca Juga: Ramai Virus Berbahaya, Toyota Corona Seken Dijual Cuma Rp 30 Juta di Blok M

Paket sterilisasi kabin mobil yang disediakan bengkel Nawilis Radio Dalam menggunakan cairan dari produk car care asal Amerika, yakni BG Interior Renewal.

"Sebenarnya ini merupakan produk perawatan mobil untuk penghilang bau kabin, ternyata juga bisa digunakan sebagai bahan disinfektan," ungkap Henry Worung, Technical Support BG Indonesia kepada GridOto.com.

Manfaat disinfektan dari produk car care ini bisa didapat karena kandungan senyawa kimia di dalam cairan ini sebagian besar merupakan Amonium Kuartener.

Henry mengklaim, Amonium Kuartener menjadi salah satu senyawa kimia utama dalam bahan disinfektan yang bisa membunuh jenis virus selubung (enveloped virus).

Baca Juga: Anjuran Larangan Mudik Lebaran Karena Covid-19, Pedagang Mobkas Khawatir Penjualan Anjlok

"Virus Corona merupakan salah satu jenis enveloped virus, bisa dipastikan dapat dibasmi dengan BG Interior Renewal," tekan Henry.

Jasa sterilisasi kabin mobil ini bisa Anda dapatkan dengan harga mulai dari Rp 300 ribuan di bengkel Nawilis Radio Dalam, Jakarta Selatan.

Akibat Wabah Covid-19, Pasar Mobil Bekas Ikut Kena Dampaknya

Abdul Aziz Masindo/Otoseken.id
Ilustrasi showroom mobil bekas

Otoseken.id - Saat ini dunia dihebohkan dengan kemunculan Virus Corona (Covid-19) yang berasal dari Wuhan China, virus tersebut rupanya juga memengaruhi pasar mobil bekas di Tanah Air.

Beberapa pedagang mobil bekas yang Otoseken wawancarai mengaku telah terjadi penurunan angka penjualan mobil bekas akibat virus Corona.

"Showroom kami masih buka tapi berpengaruh ke penjualan, memang bulan ini (Maret) turun walau tidak signifikan, tetapi penjualan dan respon iklan menurun," kata Asep, dari showroom Ananda Motor di Bursa Mobil Bekas Serpong, Tangerang, saat dihubungi Otoseken.

Menurutnya, mobil merupakan kebutuhan yang tidak mendesak (tersier), dalam situasi seperti ini, mereka (konsumen) lebih memilih untuk tidak dulu membeli mobil.

(Baca Juga: Diagnosa Warna Asap Knalpot Mobil Bekas, Banyak Yang Salah Mengartikan)

Ia juga menambahkan, turunnya daya beli masyarakat terhadap mobil bekas dikarenakan rupiah yang saat ini sedang melemah akibat dari wabah virus Corona.

Hal serupa juga diungkapkan Pemilik Showroom Otobest di kawasan Durean Sawit Jakarta Timur yang mengeluhkan penurunan daya beli masyarakat terhadap mobil bekas.

"Sekarang (penjualan mobil bekas) turun, bulan lalu belum terasa, tapi Maret ini setelah ada anjuran WFH dan social distancing jadi makin sepi," kata Indra, dari showroom Otobest di Duren Sawit, Jakarta Timur, saat dihubungi Otoseken.

 

Menurutnya, pedagang mobil bekas sudah siap menghadapi keadaan terburuknya, untuk itu Ia lebih memilih untuk tidak mengambil unit mobil bekas terlebih dahulu.

Abdul Aziz Masindo
Ilustrasi Mobil bekas

(Baca Juga: Fogging Interior Mobil Bekas, Cegah Virus Corona, Segini Biayanya)

"Saya sudah siap menghadapi keadaan terburuknya, untuk keluar dari situasi ini, di showroom kami tidak dulu mengambil mobil sampai target penjualan sudah kembali normal," katanya.

Proyeksi penjualan menurut pedagang mobil bekas yang Otoseken wawancarai mengaku pesimis seperti biasanya, untuk itu strategi mereka lebih memasifkan lagi penjualan secara online melalui media jual beli di Internet.

"Penjualan kedepan mungkin tidak kaya biasanya ya, menurun, strateginya kita lebih tigkatkan lagi penjualan di internet, sekarang kan pergerakan manusia dibatasi, anjuran pemerintah, jadi kita lebih memperbanyak iklan aja," tutup Asep kepada Otoseken.