Mobil Matik Jarang Dipakai, Transmisi Cepat Jebol, Fakta atau Hoax?

ARSN,Radityo Herdianto - Selasa, 12 Mei 2020 | 16:10 WIB

Ilustrasi mobil matik (ARSN,Radityo Herdianto - )

Otoseken.idSelama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) banyak mobil matik yang jarang dipakai.

Setidaknya perawatan mobil matik yang paling mudah bisa dilakukan adalah memanaskan mesin mobil sambil dikendarai sesaat.

Banyak yang ditakutkan jika mobil jarang dipakai bisa bikin transmisi matik cepat rusak, apakah demikian?

"Secara spesifik efek langsung ke transmisi matik sebetulnya tidak ada karena oli transmisi matik lebih encer daripada oli mesin," ungkap Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel spesialis Worner Matic.

Baca Juga: Mobil Matik Gagal Nanjak, Penyebabnya Sepele, Gara-gara Hal Ini!

Radityo Herdianto
Tak hanya mesin, girboks juga bisa di-overhaul

Hermas mengklaim karakter oli transmisi yang encer meminimalisir pengendapan kotoran di bak oli, jika mobil didiamkan dalam waktu lama cenderung tetap aman.

Selain itu lubrikasi oli transmisi matik memiliki sifat yang menyebar karena bentuk dan posisi girboks flat dan mendatar dengan area penampang yang luas.

"Meski mobil hanya dipanaskan dalam posisi diam, putaran mesin yang rendah sudah cukup untuk mengaktifkan sirkulasi oli transmisi," jelas Hermas.

Meski transmisi matik cenderung aman, Hermas tetap menyarankan untuk tetap memanaskan mesin mobil sambil dikendarai sesaat setidaknya tiga hari sekali demi keawetan komponen lain.

Baca Juga: 6 Kesalahan Ini Bikin Transmisi Matik Cepat Rusak, Banyak yang Belum Tahu

"Seperti mesin kan perlu sirkulasi oli yang aktif karena dari atas ke bawah, lebih rentan pengendapan kotoran kalau jarang dipanaskan," tekan Hermas.

"Juga sistem pengereman harus bergerak untuk mencegah kampas menjepit atau mengunci karena mobil jarang dipakai," lanjut Hermas.

Pakai Oli Transmisi Matik Aftermarket, Bikin Tarikan Mobil Matik Enteng?

transmisi matik CVT Honda Mobilio

Otoseken.id - Oli jadi bagian penting di transmisi matik seperti konvensional, CVT sampai dual clutch.

Tidak hanya oli transmisi matik OEM (Original Equipment Manufacturer) saja yang dijual, di pasaran banyak juga oli transmisi matik aftermarket

Penggunaan oli transmisi matik aftermarket banyak yang beranggapan bahwa akan membuat kinerja transmisi menjadi lebih enteng.

Saat bertanya ke spesialis perbaikan transmisi matik Rizki Auto, Supriyanto atau akrab disapa Supri menggungkapkan bahwa anggapan tersebut salah.

"Betul, oli transmisi aftermarket itu bukan bikin tarikan mobil jadi enteng seperti oli mesin," ucap Supri.

ryan/gridoto.com
Oli transmisi matik aftermarket CVT

Baca Juga: Perang 4 Mobil Hatchback, Jazz vs Aerio vs Getz vs Aveo, Menang Mana?

"Oli transmisi matik aftermarket yang kualitasnya bagus memiliki jangka pakai yang lebih lama dibanding oli OEM," tambah Supri yang bengkelnya berada di Jl. Raya Pulogebang No. 85, Jakarta Timur.

Karena kinerjanya berbeda dibanding oli mesin, oli transmisi matik aftermarket bukan untuk membuat enteng tarikan mobil.

Menurut pengalaman Supri, oli transmisi matik aftermarket mampu bertahan lebih dari 50.000 kilometer.

"Karena yang dibutuhkan transmisi matik itu hanya oli yang bersih dan melumasi dengan sempurna," sebutnya lagi.

Dan beberapa oli transmisi matik aftermarket memiliki kriteria standarisasi yang lebih tinggi dibanding dengan oli OEM.

ryan/gridoto.com
Oli transmisi matik aftermarket 77 Oil

Baca Juga: Honda Mobilio Tipe S Tahun 2014, Trim Terendahnya Lebih Worth It?

Akan tetapi, harga jual yang ditawarkan juga bisa lebih mahal.

Sebagai contoh, oli transmisi matik aftermarket seperti 77 Oil ATF MV (Multi Vehicle) full synthetic dijual Rp 135 ribu per liternya.

Sedangkan untuk transmisi matik CVT seperti Repsol CVT dijual Rp 95 ribu per liternya.

Oh iya, tetap gunakan oli transmisi yang sesuai dengan jenis transmisi matik masing-masing mobil ya sob.