Otoseken.id - Banyak pemilik mobil yang memakai spacer setelah ganti pelek dengan produk aftermarket.
Spacer ini berfungsi menambah wheel track atau membuat roda menjadi lebih keluar.
Sebagai contoh, untuk menghindari pelek bergesekan dengan kaliper rem maka digunakan spacer tersebut.
Di pasaran banyak dijual spacer roda mobil dengan berbagai pilihan ketebalan.
Namun, di balik kelebihan spacer tersebut menyimpan efek negatif yang membahayakan lho.
Baca Juga: Ini Akibatnya Pakai Pelek Ukuran Terlalu Besar di Mobil Bekas
Hal ini disampaikan oleh Arizon, pemilik bengkel spesialis pelek Duta Motor di Jl Hasibuan, Bekasi Barat yang menyebutkan bahwa spacer yang digunakan bila terlalu tebal akan berisiko membuat mur roda bermasalah.
"Memang betul spacer bisa menolong saat pemilihan pelek yang digunakan terkendala seperti mentok kaliper atau posisi roda terlalu ke dalam," buka Arizon.
"Namun, penggunaan yang kurang tepat seperti terlalu tebal akan membuat mur roda akan hilang drat untuk mengencangkan roda mobil," tambahnya.
Sebagai contoh, bila dalam keadaan standar, saat roda dipasang terdapat ulir untuk mur roda sepanjang 30 mm.
Namun saat menggunakan spacer dengan tebal 15 mm maka panjang ulir untuk mur roda akan berkurang setengahnya yakni hanya tersisa 15 mm saja.
Baca Juga: Tips Beli Mobil Bekas, Ini 4 Cara Mengetahui Oli Mesin Bocor
Ini akan sangat berisiko membuat mur roda tidak bisa kencang sempurna.
Efeknya akan membuat mur roda bisa saja kendur di tengah jalan akibat spacer yang terlalu tebal.
Wah ternyata berbahaya sob.
Tips Beli Mobil Bekas, Ini 4 Cara Mengetahui Oli Mesin Bocor
Otoseken.id - Membeli mobil bekas kita diharuskan untuk teliti pada berbagai sektor, mulai dari sektor mesin, elektrikal, kaki-kaki, bodi, dan sebagainya.
Namun mobil yang minim perawatan oleh pemilik sebelumnya, paling diketahui dari kondisi mesin seperti adanya keboncoran oli.
Kebocoran oli mesin bisa disebabkan oleh usia mesin yang sudah berumur atau minimnya perawaatan.
Padahal fungsi oli mesin sangat penting, selain fungsi pelumas, oli mesin juga berfungsi sebagai pendinginan mesin, dan menjaga komponen mesin saat terjadi gesekan supaya komponen di dalam mesin lebih awet.
Baca Juga: Ganti Oli Mesin Mobil Bekas, Haram Disemprot Angin Kompresor, Ini Akibatnya
Jika dibiarkan terus menerus, siap-siap mesin akan dilakukan turun mesin (overhaul) akibat besi komponen mesin beradu tanpa pelindung dan rusak parah.
Untuk itu Otoseken akan memberikan tips 4 cara mendeteksi kebocoran oli mesin di mobil bekas yang akan Sobat beli.
1. Cek melalui dipstick
Sebelum dicek, pastikan kondisi mesin dalam keadaan dingin dan lihat banyaknya oli di dipstick.
Pastikan volume oli berada di tengah-tengah, antara batas tertinggi (F, Full) dan terendah (L, Low).
Baca Juga: Transmisi Matik Mobil Bekas Bermasalah, Oli Menetes, Ini Penyebabnya
2. Cek kondisi fisik blok mesin
Selain dari dipstick, periksa juga kondisi fisik blok mesin dan kepala silinder.
Kebocoran oli akan ditandai adanya debu pekat di tempat kebocoran yang menempel di blok mesin.
3. Nyalakan mesin mobil 10-15 mesin
Waspadai mesin mobil bekas yang terlalu bersih karena ini membuat Teman Otoseken sulit melihat ada kebocoran oli di area kepala silinder.
Cermati bagian tersebut dengan menyalakan mesin mobil sekitar 10-14 menit dan lihat apakah ada kebocoran di sana.
Baca Juga: Ngoprek Santuy di Rumah, Ganti Oli Mesin Mobil Saat Panas atau Dingin?
4. Cek ujung knalpot mobil
Cara terakhir cek bagian ujung knalpot mobil setelah mesin dinyalakan atau sudah test drive.
Bila ada lapisan oli di knalpot atau seperti berminyak, diindikasikan oli bocor masuk ke ruang bakar.
Kondisi yang normal adalah ujung oli kering tidak menimbulkan oli atau berminyak, mesin yang normal biasanya hanya meninggalkan sisa karbon yang kering.