Otoseken.id - Di bursa mobil bekas (mobkas), banyak mobil seken dijual dengan tipe transmisi matik.
Seperti kita ketahui, jenis transmisi mobil matik yang beredar di Indonesia setidaknya ada tiga jenis yakni hydraulic automatic transmission, Continously Variable Transmission (CVT) dan dual clutch.
Untuk membeli mobil bekas dengan transmisi matik pastinya butuh ketelitian tinggi agar mendapatkan kondisi transmisi yang masih bagus.
Karena bila sudah mengalami masalah maka perbaikan transmisi pada mobil bekas bisa cukup mahal.
Baca Juga: Penyebab Transmisi Mobil Matik Bisa Mengalami Overheat
Supriyanto atau akrab disapa Ucup dari bengkel spesialis transmisi matik Rizki Automatic menjelaskan beberapa gejala di transmisi matik mobil bekas yang bermasalah.
"Untuk cek transmisi matik mobil bekas bisa dilakukan dengan merasakannya secara langsung saat mulai berjalan dan dari visual," buka Ucup yang bengkelnya ada di Jl. Pulogebang, Jakarta Timur.
"Saat mencoba memasukkan tuas persneling ke posisi D rasakan apakah ada entakan atau tidak, bila ada entakan cukup terasa berarti ada komponen yang mulai bermasalah," tambahnya.
Entakan saat tuas persneling dimasukkan ke D diakibatkan solenoid valve yang tidak sempurna bekerja.
Baca Juga: Resiko Salah Isi Oli Transmisi di Mobil Matik, Begini Akibatnya
Sehingga saat gigi transmisi berpindah tidak pas sehingga terasa ada entakan.
"Saat berjalan juga bisa dicek, kalau ada delay terutama pada saat mesin masih dingin berarti sil karet transmisi matik biasanya sudah mulai getas dan longgar," bebernya.
Kalau secara visual, mobil bekas dengan transmisi matik bisa dilihat apakah ada kebocoran oli transmisi.
Perhatikan di balik kap mesin terutama bagian transmisi, bila ada rembesan oli berarti sil sudah mengalami kebocoran sehingga oli transmisi keluar.
"Kalau kerusakan transmisi matik sudah parah, sebaiknya jangan dibeli atau siapkan uang untuk memperbaikinya," tutup Ucup.
Oli Transmisi Mobil Matik Overheat, Ini Kerusakan Yang Bakal Terjadi
Otoseken.id - Di mobil bekas bertransmisi matik menggunakan oli khusus yang memang dirancang untuk mendukung kinerjanya.
Oli transmisi matik ini selain bertugas melumasi komponen juga harus mampu meredam panas dari gesekan dan dari mesin.
Panas oli transmisi yang ideal menurut pabrikan berkisar 70-90 derajat celcius.
Temperatur yang terjaga itu membuat kerja setiap komponen berlangsung normal dan mobil akan terhindar dari masalah.
Baca Juga: Penyebab Transmisi Mobil Matik Bisa Mengalami Overheat
Namun, overheat pada oli tansmisi matik bisa saja terjadi karena suatu hal seperti pendinginan yang tidak maksimal.
"Oli transmisi matik yang bersirkulasi itu dijaga suhunya agar tidak menyebabkan overheat," buka Bambang Supriyadi, Technical Service Division, Executive Coordinator PT Astra Daihatsu Motor (ADM).
"Bila sampai terjadi overheat maka kemungkinan ada kerusakan yang bisa terjadi," tambahnya.
Sebagai contoh pada mobil Daihatsu yang menggunakan jenis transmisi hydraulic automatic transmission.
Baca Juga: Mobil Matik Lebih Boros BBM, Fakta Atau Hoax, Ini Kata Spesialis Matik
Yang paling terkena dampak akibat oli transmisi matik overheat adalah disc dan flange atau lebih dikenal dengan kampas kopling.
Kampas kopling yang saling bergesekan ini tidak terlumasi dengan baik sehingga menyebabkan kerusakan parah.
"Disc dan flange ini berada di dalam planetary gear unit dan saling bergesekan ketika bekerja," sebutnya.
Di dalam komponen tersebut ada long planetary gear, short planetary gear dan juga front sun gear.
"Ketika oli lebih dari 90 derajat maka komponen tersebut tidak terlumasi dengan baik, efeknya gir bisa rusak," tutup Bambang.