Otoseken.id - Sekilas sedan asal Amerika Ford Lynx Ghia ini memang mirip Lincoln, bahkan pihak Ford pun mengatakan Ford Lynx Ghia ini merupakan 'mini Lincoln'.
"Boleh dibilang ini mini Lincoln," ungkap Johannes
Saragih, marketing & product planning manager PT Ford Motor Indonesia, yang dikutip dari Tabloid OTOMOTIF N0.05/XII SENIN, 10 JUNI 2002.
Sebelumnya kami sudah membahas Ford Lynx RS 2.0 yang bergaya sporty, nah Ford Lynx Ghia 1.8 ini lebih menonjolkan aura kemewahan.
Dengan memboyong idiom 'Because Adrenaline Doesn't Flow At Straight Line', Ford juga mempersenjatai pasukan sedan yang diluncurkan 2002 ini dengan kemewahan interior di setiap modelnya.
Baca Juga: Ford Lynx RS 2.0, Sedan Bertampang Sporty, Interior Nuansa Balap
Memang, yang menarik perhatian pada Ford Lynx Ghia ketika sudah masuk ke kabinnya. Sebab, tampangnya mungkin masih 'terlalu Amerika', alias belum terlalu akrab di mata kita.
Nah, interior yang jadi unggulan, karena memenuhi selera estetika bagus. Desain dasbor twotone, dengan seluruh jok dibalut bahan semikulit tertanam di kabin Lynx untuk seluruh variannya.
Pada saat 2002 lalu, harga yang dibanderol untuk transmisi manual Rp 249,5 juta, sedangkan untuk transmisi manualnya Rp 262,7 juta.
Untuk suspensinya, karakter suspensi Ford Lynx Ghia agak keras, namun hal itu menjadi keuntungan saat menikung kencang, handling semakin stabil.
Baca Juga: Naksir Sedan Impian Jaguar S-Type Bekas, Perhatikan 4 Sektor Ini Dulu
Dapur pacu Lynx, cukup responsif. Di tol Jagorawi, kecepatan di atas 200 km/jam bisa dilampaui, meski tenaga yang dihasilkan mesin ini tak terlalu besar.
Mesin berkapasitas 1.840 cc 4-silinder DOHC di Ford Lynx Ghia mampu menghasilkan tenahga 119 dk di 6.000 rpm dan torsi 160 Nm di 4.000 rpm.
Tentunya kecepatan ini hasil kolaborasi antara dapur pacu dengan perbandingan
giginya cukup rapat di dalam girboks.
Mungkin kemampuan suspensi dan performa mesin inilah yang mendukung maksud idiom di atas, yakni 'Because Adrenaline Doesn't Flow At Straight Line'.