Otoseken.id - Fuel pump punya tugas penting di mobil bekas, yaitu memompa bahan bakar dari tangki menuju mesin.
Lama kelamaan, dari kualiatas bahan bakar yang buruk atau kotoran dari tangki Fuel pump ini bisa tersumbat.
Nah, ada baiknya bagi pemilik mobil untuk mengetahui gejala yang dirasakan ketika fuel pump mulai bermasalah.
Gejala yang dirasakan oleh seluruh pemilik mobil hampir sama.
Baca Juga: Cara Mengetahui Mobil Toyota yang Kena Recall Fuel Pump, Mudah Saja
Ketika sedang berjalan, mesin terasa brebet atau terasa kosong (tidak mau berakselerasi) meski pedal gas diinjak.
Kemudian mesin akan mati secara tiba-tiba.
Mesin mbrebet disebabkan oleh tekanan pompa yang menurun drastis sehingga pasokan bahan bakar ke ruang mesin tidak mencukupi untuk melakukan pembakaran sempurna.
Oleh karenanya, mesin akan terasa "ndut-ndutan" sebelum pada akhirnya mati total dan tidak dapat dihidupkan lagi.
Baca Juga: Ini Gejala Yang Diakibat Tekanan Fuel Pump Mobil Bekas Mulai Loyo
Namun, tak sedikit yang tidak menemukan gejala brebet dan mesin langsung mati secara tiba-tiba.
Kalau sudah seperti ini maka jangan memaksa untuk menghidupkan mesin.
Lebih baik segera hubungi layanan mobile service dari bengkel resmi atau bengkel langganan.
Campur Bahan Bakar Oktan Rendah dan Oktan Tinggi, Awas Fuel Pump Kena
Otoseken.id - RON (research octane number) atau biasa disebut oktan merupakan kandungan iso oktan di dalam bahan bakar bensin (gasoline) yang memiliki rumus kimia C8H18.
Angka oktan di Indonesia mulai dari RON 88, RON 90, RON 92, RON 95, dan RON 98.
Semakin tinggi angka RON, maka semakin mahal juga harga per liter bahan bakar tersebut.
Nah sebagian orang mengakali dengan mencapurkan RON atau oktan yang rendah dan tinggi untuk mendapatkan harga yang lebih murah.
Baca Juga: Tekanan Fuel Pump Mobil Bekas Bermasalah, Ini Gejala Yang Dirasakan
Celakanya hal tersebut malah berdampak buruk pada kendaraan Anda, hal ini diungkapkan Prof. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam acara Ngovi (Ngobrol Virtual) yang digelar Gridoto.com.
Menurutnya, dengan mencampur dua jenis BBM dengan oktan yang berbeda, memang bisa mendapatkan kadar oktan sesuai keinginan dengan harga yang lebih rendah.
Namun di sisi lain terjadi juga pengenceran dan penurunan kadar aditif deterjen dalam BBM campuran tersebut.
Hal ini dikarenakan masing-masing jenis BBM (Bahan Bakar Minyak) memiliki kadar deterjen yang berbeda-beda atau bahkan tidak ada sama sekali.
Baca Juga: Pengaruh Kualitas Oli Mesin Mobil ke Konsumsi Bahan Bakar
“Makanya, meskipun secara oktan kita dapat ketika mencampur (BBM oktan rendan dan tinggi), tapi bahaya depositnya justru naik,” jelas pria yang akrab disapa Prof. Yus ini.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, munculnya deposit ini dapat menyebabkan macetnya pompa bahan bakar, tabrakan antara katup dengan piston, kurangnya kompresi, hilangnya tenaga mesin, serta konsumsi bahan bakar yang boros.
Perlu diketahui, BBM mengandung senyawa yang dapat menyebabkan deposit atau kerak pada mesin, misalnya senyawa olefin dan aromatik.
Untuk mencegah timbulnya kerak tersebut, produsen BBM sudah menambahkan aditif deterjen.
Baca Juga: Mobil Diesel Upgrade Turbo Harus Pakai Bahan Bakar Bagus, Fakta Atau Hoax?
Deterjen memiliki kadar optimum agar dapat bekerja secara efektif.
Jumlah deterjen yang tak sesuai, dapat minimbulkan pembentukan kerak semakin banyak.
“Nah, itulah yang kadang-kadang salah kaprah ketika mencampur BBM,” tutup Prof. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam acara Ngovi (Ngobrol Virtual) yang digelar Gridoto.com.