Otoseken.id - Suzuki Tornado tidak lepas dari jagoan balap 2-tak di era 90-an, Suzuki Tornado pertama kali meluncur ke Indonesia pada 1994 lalu, datang sebagai motor berbodi modern.
Motor bebek 2-tak Suzuki Tornado hadir untuk menggantikan Suzuki Crystal yang pada saat itu juga masih diproduksi Suzuki.
Suzuki Tornado memberikan sesuatu yang beda dengan mengadopsi cover bodi berbahan plastik, bahkan dimensinya pun berubah.
Motor bebek 2-tak ini mengusung bodi yang lebih besar dan lebih modern dibandingkan dengan Crystal yang menjadi generasi terakhir RC-series.
Baca Juga: Sejarah Yamaha Mio di Indonesia, Pernah Jadi Raja Skutik di Indonesia
Pada masa keemasannya, banyak juga yang bilang Tornado sebagai versi murah Suzuki RG Sport yang dijual di Indonesia.
Desain bodinya memang mirip, tapi mesin RG-Sport yang dijual di Malaysia telah menggunakan mesin tegak.
Dengan kapasitas mesin 110 cc yang menjadi andalannya kala itu, Tornado cukup berjaya dan menjadi incaran kaula muda.
Salah satu saingan dari Tornado adalah Yamaha F1Z yang dimasukan produsen berlogo Garputala di tahun yang sama.
Dengan mesin yang sama-sama mengusung kapasitas 110 cc dan dibekali desain bodi yang modern, kedua motor ini menjadi raja di era-nya.
Di ajang balap, Tornado juga cukup berjaya. Banyak pembalap-pembalap beken yang lahir lewat motor ini.
Salah satunya adalah Asep Hendro yang sangat berjaya menggunakan Tornado GS milik tim balap CMS.
Baca Juga: Sejarah Honda PCX di Indonesia, Ada 3 Generasi, Awal Mula Masih CBU
Bukan cuma berjaya di ajang road race, di grasstrack Tornado juga cukup diminati.
Alasan utamanya rangka Tornado gampang dipasangkan cover body Suzuki RM125.
Beberapa part-nya juga banyak yang sama, jadi memudahkan mekanik kala itu,” tambah Tommy yang juga mantan crosser.
Akhir masa kejayaan Tornado ada di tahun 1997.
Selain masuknya era motor 4-tak, kehadiran Suzuki Satria 120 ikut menggusur tahta Tornado di Indonesia.