Otoseken.id - Akhirnya ketahuan biang keladi penyebab mobil bekas negara Eropa rawan overheat alias kepanasan.
Penyebab mobil bekas negara Eropa kepanasan bisa jadi karena hal ini.
Yap, mobil Eropa selama ini kerap dikaitkan dengan mesin yang suka overheat alias kepanasan.
Padahal baik mobil buatan manapun, selama jalur pendinginannya benar dipastikan tidak akan ada masalah overheat.
"Mobil Jepang juga kalau jalur pendinginnya bermasalah pasti overheat juga," ujar Ribut Joe dari bengkel spesialis BMW Key Auto, Andara, Jakarta Selatan.
Menurut Joe, mobil Eropa memang bekerja dengan suhu mesin yang lebih panas dibandingkan mobil Jepang.
"Mesin BMW itu biasanya suhu optimalnya berada di angka 100 derajat Celcius," terangnya.
Dengan suhu setinggi ini, maka jalur pendingin dituntut untuk selalu bekerja maksimal.
Baca Juga: Catat, Ini Penyebab Magnetic Clutch Kompresor AC Mobil Bekas Tidak Nyala
"Dan sirkulasi air di mobil Eropa itu close loop, jadi tidak boleh ada angin di jalur sirkulasi," ujarnya lagi.
Bila terjadi overheat, "Kalau mobil Eropa itu biasanya dari visco fan yang mulai lemah," sambung pria ramah ini.
Gejala visco fan lemah yaitu putaran kipas terasa enteng bila kita gerakkan dengan tangan.
"Seharusnya kipas terasa berat saat digerakkan, kalau enteng berarti putarannya lemah," jelasnya.
Penyakit lain yang kerap menimpa adalah extra fan atau auxilliary fan yang tidak berfungsi.
Kipas pendingin untuk A/C ini harus menyala ketika perangkat penyejuk udara dinyalakan.
"Biasanya kalaupun berfungsi, cuma speed 1-nya yang nyala, speed 2-nya enggak nyala," urai Joe.
Alhasil pendinginan jadi tidak berfungsi maksimal akibat extra fan tidak bisa mengimbangi panas mesin.
"Gejala extra fan bermasalah itu biasanya A/C terasa enggak dingin," ucap penggemar BMW E30 ini.
Baca Juga: Jangan Asal Cabut, Ini Cara Mengganti Aki Mobil Bekas Yang Benar