Otoseken.id - Di sistem pembangkit listrik di mesin mobil ada tiga komponen.
Yaitu, aki, alternator (dinamo ampere) dan regulator.
Fungsi aki adalah penyuplai arus bagi semua komponen yang membutuhkan listrik di mobil.
Alternator berkaidah sebagai pengisi setrum ke aki (recharge) ketika mesin sedang bekerja.
Baca Juga: 2 Sumber Penyakit Turbocharger di Mesin Diesel, Bikin Overheat
Sedangkan regulator bertugas memberi batasan agar arus listrik yang disuplai alternator ke aki tidak melewati batas (over-charge).
Tidak sedikit pemilik mobil yang tersesat pada pemahaman bahwa jika sebuah mobil bermasalah pada kelistrikannya maka saat itu juga cara yang ditempuh adalah mengganti aki dengan yang baru.
Padahal bisa saja alternatornya yang bermasalah.
Cara mendeteksi alternator yang bermasalah sebenarnya tidak sulit.
Pertama melalui indikator di panel instrumen.
Baca Juga: Agar Awet dan Nyaman Saat Dipakai, Begini Loh Cara Merawat Setir Mobil
Jika simbol bergambar aki menyala, itu artinya ada yang tidak beres dengan alternator.
Cara kedua, bukalah kap mesin dan tempelkan kunci pas atau obeng di depan puli alternator ketika mesin hidup.
Jika timbul medan magnet yang ditandai dengan tertariknya obeng ke puli maka alternator masih bekerja baik dan menghasilkan arus listrik.
Cara ketiga adalah dengan menggunakan voltmeter.
Baca Juga: Tips Perawatan Mudah Agar Aki Mobil Nggak Tekor, Soak Atau Rusak
Idealnya, tegangan yang dihasilkan alternator berada di rentang 13,8 volt sampai 14,8 volt.
Jika angka yang tercatat berada di bawah batas minimal (13,8 volt) maka itu berarti kinerja alternator sudah tak lagi optimal dan dapat menyebabkan kerusakan aki.
Kondisi ini sering disebut dengan tekor alias kebutuhan kelisrikan tidak mampu dipenuhi oleh alternator.
Editor | : | Arseen |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR