Otoseken.id - Ford Everest TDCi generasi kedua sudah menggunakan sistem common-rail, berkapasitas mesin 2.500 cc.
Injektor bekerja menggunakan teknologi solenoid atau elektrik yang diaktifkan oleh arus listrik yang diatur oleh komputer atau ECU.
ECU tersebut juga mengatur jumlah bahan bakar diesel atau solar yang akan disemprotkan berdasarkan lamanya nosel membuka atau timing.
ECU juga bekerja berdasarkan informasi yang diterima oleh sensor-sensor seperti putaran mesin, aliran udara, kecepatan mobil, posisi pedal gas, tekanan turbo, dan sebagainya.
(Baca Juga: ECU Rusak, Toyota Innova Diesel Common-rail Diubah jadi Konvensional, Begini Prosesnya)
Nah salah satu mobil diesel common-rail ini turun mesin (overhaul engine) akibat arus listik yang masuk ke Injektor terlalu besar.
"Ford Everest ini turun mesin akibat arus listrik ke salah satu injektor common-rail ketinggian," ungkap Giok Can, pemilik bengkel Betawi Diesel di Batuceper, Tangerang.
Arus listrik yang diterima injektor commob-rail ini diatur oleh ECU, namun setelah diperiksa, ECU lah yang mengalami masalah.
"Yang mengatur kelistrikan ke injektor common-rail kan ECU, nah itu ECU-nya yang error," terang Giok Can.
Editor | : | ARSN |
KOMENTAR