Otoseken.id - Pabrikan mobil menyematkan fitur AC auto atau dikenal dengan nama climate control di beberapa line-up mobil.
AC yang tidak dilengkapi climate control, pengatur tingkat kesejukan kabin hanya terdiri dari posisi I, II dan III, dan proses pendinginan dipilih berdasarkan besarnya kecepatan blower yang mengembuskan angin sejuk.
Tak ada yang salah dengan sistem ini, namun di beberapa kasus, kabin semakin dingin yang malah mengganggu kenyamanan lantaran suhu kabin tak dapat distabilkan.
Dari situ barulah berkembanglah yang namanya AC otomatis yang memungkinkan pengguna mengatur suhu kabin tetap stabil di sekian derajat Celcius.
Baca Juga: Efek Buruk Isi Air Radiator Pakai Air AC Rumah di Mobil Bekas
"Konsep sistem AC otomatis tak ubahnya pendingin udara di rumah," ungkap Rachmad Basuki, Manager Marketing Planning dan Customer Relations Division PT Toyota Astra Motor (TAM) pada tahun 2007 lalu yang dikutip dari Auto Bild Indonesia.
Sistem AC otomatis kini sudah lazim ditemui di mobil-mobil kelas menengah ke atas.
Sayangnya belum banyak ATPM melakukan program edukasi untuk penggunaan lebih optimal. Terdengar sepele memang, tapi bukankah lebih baik saat tahu seluk beluk AC otomatis. Jadi bisa mengusir panas di kabin lebih cepat.
Berikut cara pakai AC climate control yang benar:
Baca Juga: Suzuki Ertiga AC Nyala RPM Drop, 2 Hal Ini Penyebabnya, Bisa Jadi Kotor
Untuk mendinginkan kabin mobil lebih cepat setelah parkir di matahari terik, setel AC ke temperatur paling rendah dan tekan tombol AUTO.
Maka kipas blower akan memaksimalkan kecepatan untuk mencapai suhu terendah di bawah 18 derajat Celcius.
Setel juga tombol ventilasi udara kabin di posisi siklus terbuka. Memang suara blower terdengar keras, namun lambat laun akan mengecil seiring suhu yang diinginkan tercapai.
Usahakan jangan menghadapkan bilah kisi AC ke arah kaca samping. Perilaku ini akan menyebabkan kaca berembun dan berpotensi menghalangi pandangan ke spion.
Baca Juga: Kabin Mobil Bekas Bau Apek? Komponen Ini Kotor, Bikin Bakteri Bersarang
Sebaiknya tetap mengosongkan kolong kursi agar udara dingin dapat mengalir ke segala penjuru kabin mobil. Semakin sesak barang bawaan, maka proses pendinginan kabin tak dapat merata secara singkat.
Sirkulasi udara terbuka juga dapat dipilih saat di kabin terdapat bau menyengat seperti durian atau bau tajam lainnya.
Namun pastikan kondisi di luar kendaraan tidak berdebu atau kotor. Pasalnya debu dapat masuk dan mengotori kabin.
Biasanya bau asap knalpot kendaraan di depan bisa mengurangi kenyamanan.
Baca Juga: Servis AC Mobil Bekas Sendiri Saat WFH, Ini Panduan Paling Mudah
Untuk pemakaian dalam kota dengan lalu lintas padat, sebaiknya tetap memilih siklus udara tertutup.
Sesuaikan temperatur yang dikehendaki dengan menurunkan atau menaikkan angka derajat Celcius di display.
Misalnya dipilih suhu 20 derajat Celcius, aktifkan sistem otomatis AC. Maka blower akan mengatur sendirinya untuk tetap menjaga suhu kabin sesuai derajat yang tertera di display.
Namun suhu tersebut belum dijadikan patokan. Tergantung kondisi temperatur di luar mobil. Jika panas terik tentu suhu 23 derajat Celcius belum tentu dingin, sebaliknya di kala hujan atau udara pegunungan, angka itu sudah mampu membuat menggigil.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | Auto Bild Indonesia |
KOMENTAR