Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

DFSK GLory 580 CVT Tidak Kuat Nanjak, Kenali Kelebihan dan Kekurangan Matik CVT

Radityo Herdianto,Abdul Aziz Masindo - Minggu, 6 Desember 2020 | 08:53 WIB
DFSK Glory 580 1.5 T CVT digugat Rp 7 Milyar oleh konsumennya
Rianto P/GridOto
DFSK Glory 580 1.5 T CVT digugat Rp 7 Milyar oleh konsumennya

Otoseken.idSeperti yang telah diberitakan sebelumnya, tujuh pengguna DFSK Glory 580 Turbo CVT produksi 2018, menggugat PT Sokonindo Automobile selaku ATPM DFSK di Indonesia.

Gugatan dilayangkan ke DFSK lantaran mobil milik ketujuh konsumennya tidak mampu melintas di tanjakan baik itu dalam kemacetan yang menanjak (Stop & Go), perjalanan luar kota, dan di parkiran mall.

Nah, transmisi otomatis yang disematkan SUV DFSK Glory 580 ini berjenis matik CVT (Continuously Variable Transmission).

Menurut Hermas Efendi Prabowo selaku pemilik bengkel spesialis Worner Matic, transmisi CVT lebih cocok dipakai untuk mobil-mobil perkotaan.

DFSK Glory 580
Aditya Pradifta
DFSK Glory 580

Baca Juga: Tanggapi DFSK Glory 580 CVT 2018 Tak Kuat Nanjak, Ini Kata Ahli Transmisi Matik

"Dari awal diciptakan transmisi CVT selalu mengedepankan kenyamanan dan efisiensi bahan bakar," ujar Hermas.

"Karena rasio gigi transmisi CVT yang luas menjaga putaran mesin tetap rendah dalam kecepatan berapapun," sambung Hermas.

Lanjut Hermas, rasio gigi terbentuk dari perubahan diameter sabuk baja (belt) karena gerak melebar atau menyempit primary pulley dan secondary pulley yang diikat belt itu.

"Tidak ada perangkat gir atau mekanikal gerigi jadi tidak ada entakan perpindahan gigi," tutur Hermas.

Ini menjadikan transmisi matik jenis CVT memiliki kelebihan pada perpindahan gigi yang lebih halus (smooth) dibandingkan matik jenis AT konvensional.

Ilustrasi Komponen Puli dan Sabuk Baja di Transmisi CVT
Abdul Aziz Masindo/Otoseken.id
Ilustrasi Komponen Puli dan Sabuk Baja di Transmisi CVT

Baca Juga: Transmisi Matik CVT vs AT Konvensional, Mana yang Lebih Baik?

Di sisi lain penggunaan pulley dan sabuk baja cenderung membuat transmisi CVT tidak bisa menahan torsi berlebih.

Terutama saat mobil melewati medan jalan yang cukup berat, seperti offroad atau tanjakan curam.

"Namanya belt elastis, kena putaran tinggi dan jepitan besar dari pulley saat tekanan oli besar malah seakan jadi molor," terang Hermas.

"Kembali lagi ke prinsip utama transmisi CVT yang didesain untuk jalan kota atau medan ringan," turup Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel spesialis Worner Matic.

Editor : ARSN
Sumber : GridOto.com

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa