Namun setelah diteliti, ternyata penunjuk jarum speedometer ngaco alias ngawur dari ukuran yang sebenarya. Penyimpangannya cukup besar.
Berdasarkan perbandingan dilakukan dengan Vericom (pengukuran dilakukan oleh akseleratometer milik OTOMOTIF), pada 40 km/jam,mobil terjadi penyimpangan 10 - 12 km/jam.
Angka ini terus meningkat untuk kecepatan yang lebih tinggi. Setelah diteliti, ternyata ukuran ban diganti dari 16 menjadi 15. Di samping itu, kembang telapak ban telah terkikis kira-kira 5 mm.
Lantaran itulah,semua patokan kemudian diambil dari Vericom, baik itu kecepatan maupun jarak tempuh (km).
Baca Juga: Suzuki Vitara 4x4 1992 Baru Dijual Rp 40 Juta, Kini Sekennya Rp 50 Jutaan
MESIN
Disimpulkan, kemampuan mesin Vitara belum pas dengan perbandingan akhirnya yang dipilihkan untuk mobil ini, terutama bila digunakan di jalan aspal.
Angka perbandingan agak ketinggian. Akibatnya, meski putaran maksimum mesin (batas garis merah) 6.500 rpm, kenyataannya putaran tersebut tidak bisa dicapai.
Maksimum cuma 6.000 rpm.
Alhasil, gigi III cuma efektif digunakan di bawah 80 km/jam.
Di lain hal, mesin termasuk sangat responsif.
Namun saat dingin, penunjuk tachometernya ngaco. Meski tidak menimbulkan getaran, stasionernya (tanpa AC), seakan-akan 200 rpm.
Begitu AC dihidupkan langsung naik 900 - 1.000 rpm.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR