Begitu pula membejek gas di tanjakan, Grandia matik enggak menunjukkan kehabisan tenaga. Tak heran, ketika mobil membopong enam penumpang dewasa berbobot rata-rata 65 kg, tarikannya tak beda jauh dengan membesut mobil ini sendirian.
Gejala bodi terbalik (rolling) saat menikung cepat sangat kecil bila dibanding lawan-lawannya.
Dengan mudah mobil mendapatkan jalurnya kembali. Overhang plus jarak sumbu roda pendek ketimbang pesaing, membuat si Galant 7 penumpang atau Mitsubishi Kuda lincah diajak berzig-zag.
Baca Juga: Hasil Tes Mitsubishi Kuda New Grandia 2.0, kencang Tapi Boros BBM
Daya cengkeram ban ke permukaan jalan, Grandia matik terasa lebih mantap ketimbang Diamond. Hal ini disebabkan profil roda yang lebih lebar dan diameter lebih gede.
Peredaman suspensi kedua varian terhadap jalan bergelombang juga tergolong baik. Hanya saja, saat melindas polisi tidur, ayunan suspensi belakang tak lekas menghilang.
Saat uji pengereman, buntut mobil sedikit membuang di akhir pengereman. Amannya, pengemudi perlu mengentak pedal rem dua kali untuk mematikan laju. Kecuali dari kecepatan 60-0 km/jam, bodi masih terkontrol dengan baik.
Tim OTOMOTIF sudak melakukan tes akselerasi Mitsubishi Kuda generasi kedua pada tahun 2002 lalu, berikut data tesnya:
Akselerasi | Diamond 2.0 M/T | Grandia 2.0 A/T |
0-60 km/jam | 5,8 detik | 7,3 detik |
0-80 km/jam | 9,8 detik | 11,11 detik |
0-100 km/jam | 13,99 detik | 16,35 detik |
40-60 km/jam | 3,72 detik | 3,48 detik |
60-80 km/jam | 3,68 detik | 3,95 detik |
80-100km/jam | - | 5,44 detik |
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR