Otoseken.id - Mitsubishi Kuda hadir di Indonesia sebagai MPV yang siap melawan Toyota Kijang dan Isuzu Panther pada saat itu.
Mobil keluarga dengan logo 3 berlian tersebut pertama kali meluncur pada 1997, generasi pertama Kuda diproduksi sampai tahun 2001.
Barulah PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) menghadirkan Mitsubishi Kuda generasi kedua pada tahun 2002.
Dibandingkan desain Toyota Kijang kapsul yang membulat, Mitsubishi Kuda generasi kedua ini datang dengan desain yang tegas dan kaku.
Di sektor dapur pacu, mesin berkode 4G63S4 berkapasitas 2.000 cc mampu melesat cepat layaknya sedan.
Baca Juga: Tren Awal Tahun 2000-an, Toyota Kijang Krista dan Kuda Ganti Transmisi Matik di Bengkel Resmi
Mesin tersbut mampu memuntahkan tenaga sebesar 114 dk pada 5.000 rpm, dan torsi 159.85 Nm yang sudah didapat pada 3.000 rpm.
Mitsubishi Kuda generasi kedua ini juga dijuluki sebagai Galant versi 7-penumpang, tak berlebihan pula, sebab Mitsubishi Kuda tipe Grandia dan Diamon Keduanya menggendong mesin bensin milik Galant VR 2.000 cc.
Tampang depan Mitsubishi Kuda juga relatif lebih ganteng dibandingkan rival-rivalnya.
Sempat muncul joke terhadap tarikan Kuda generasi kedua ini. Hindari mengendarai sendirian! Sebab, tenaga mesinnya begitu besar untuk minibus atau sekarang disebut MPV.
Tenaga yang besar tersebut membahayakan pengemudi yang tak cermat mengontrol laju. Saat dites, dorongan yang dibuat roda belakang menyentak tajam punggung pengemudi ke sandaran jok.
Begitu pula membejek gas di tanjakan, Grandia matik enggak menunjukkan kehabisan tenaga. Tak heran, ketika mobil membopong enam penumpang dewasa berbobot rata-rata 65 kg, tarikannya tak beda jauh dengan membesut mobil ini sendirian.
Gejala bodi terbalik (rolling) saat menikung cepat sangat kecil bila dibanding lawan-lawannya.
Dengan mudah mobil mendapatkan jalurnya kembali. Overhang plus jarak sumbu roda pendek ketimbang pesaing, membuat si Galant 7 penumpang atau Mitsubishi Kuda lincah diajak berzig-zag.
Baca Juga: Hasil Tes Mitsubishi Kuda New Grandia 2.0, kencang Tapi Boros BBM
Daya cengkeram ban ke permukaan jalan, Grandia matik terasa lebih mantap ketimbang Diamond. Hal ini disebabkan profil roda yang lebih lebar dan diameter lebih gede.
Peredaman suspensi kedua varian terhadap jalan bergelombang juga tergolong baik. Hanya saja, saat melindas polisi tidur, ayunan suspensi belakang tak lekas menghilang.
Saat uji pengereman, buntut mobil sedikit membuang di akhir pengereman. Amannya, pengemudi perlu mengentak pedal rem dua kali untuk mematikan laju. Kecuali dari kecepatan 60-0 km/jam, bodi masih terkontrol dengan baik.
Tim OTOMOTIF sudak melakukan tes akselerasi Mitsubishi Kuda generasi kedua pada tahun 2002 lalu, berikut data tesnya:
Akselerasi | Diamond 2.0 M/T | Grandia 2.0 A/T |
0-60 km/jam | 5,8 detik | 7,3 detik |
0-80 km/jam | 9,8 detik | 11,11 detik |
0-100 km/jam | 13,99 detik | 16,35 detik |
40-60 km/jam | 3,72 detik | 3,48 detik |
60-80 km/jam | 3,68 detik | 3,95 detik |
80-100km/jam | - | 5,44 detik |
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR