Otoseken.id - Meskipun Ford sudah tidak jualan lagi di Indonesia, tapi Ford Everest LTD generasi kedua ini bisa menjadi salah satu SUV menarik selain Toyota Fortuner ataupun Mitsubishi Pajero Sport.
Pada saat diluncurkan di tahun 2009, Ford Everest A/T LTD pada saat itu dibanderol Rp 353 juta (OTR DKI Jakarta), harga tersebut masih lebih murah jika dibanding kompotitornya.
Pada saat itu di tahun 2009, Toyota Fortuner Diesel A/T 4x2 harganya Rp 369,6 juta (OTR DKI Jakarta), sedangkan Mitsubishi Pajero Sport 4x2 bermesin 4D56 mencapai Rp 370 Juta (OTR DKI Jakarta).
Generasi Kedua Ford Everest facelift 2009 ini memberikan sebuah desain yang berbeda dibanding generasi pendahulunya, beberapa komponen eksterior dibuat agar lebih berkesan dinamis.
SUV 7-seater asal Amerika ini punya penampilan kekar, Ford Everest bertransmisi otomatik ini menggunakan penggerak roda belakang saja, sehingga memang paling pas digunakan di jalan raya, kalau pun mau diajak ke medan off-road tentu dengan kategori ringan saja.
Bertubuh lumayan jangkung dengan suspensi empuk sungguh berbeda dibanding Ranger, saudaranya yang bertampang sama serta memiliki dasbor tak jauh berbeda.
Mesin DuraTORQ,4 Silinder segaris berkapasitas 2,499 cc, DOHC, Direct Injection Common-rail dengan Variable Geometric Turbo (VGT) intercooler membuat tenaganya seakan tak terputus.
Mesin tersebebut mampu memuntahkan tenaga 143 dk di 3.500 rpm dengan torsi 330 Nm yang sudah didapat di 1.800 rpm.
Tarikan mesin tetap bertenaga seperti versi terdahulu. Begitu pun manuver yang dilakukan tetap nyaman dan stabil, meski untuk kelincahan, tubuh bongsornya masih menyumbang gejala body roll yang kuat, khas mobil jangkung bersuspensi empuk.
Sementara perpindahan transmisi boleh diacungi jempol. Jika melakukan kick down atau akselerasi, perpindahannya akan cepat, seperti transmisi manual dengan close ratio.
Putaran mesin tak turun terlalu jauh untuk ke percepatan berikutnya Tetapi patut disayangkan soal engine braking yang kurang sempurna.
Soal handling dan rasa berkandaranya. bantingannya cukup lembut sehingga nyaman hingga penumpang di baris ketiga. Pada barisan jok ini, desainnya mirip bioskop, dari jok depan, baris kedua dan baris ketiga ketinggiannya berbeda, makin ke belakang makin tinggi.
Tujuannya agar seluruh penumpang bisa mendapat pandangan luas ke depan.
Konsekuensinya dek untuk jok di baris ketiga terlalu tinggi. Orang bertubuh jangkung akan merasa kurang nyaman di atasnya jika melakukan perjalanan jauh.
Namun dengan ukuran tubuh rata-rata orang Indonesia jok yang hanya muat untuk dua orang dewasa ini masih nyaman.
Baca Juga: Awas Salah Perawatan Ford Everest Matik Gen Dua, Bisa Ada Kopi Susu di Transmisi
Editor | : | ARSN |
KOMENTAR