Otoseken.id - BMW X1 dengan kode bodi E84 ini merupakan SUV berukuran kompak asal Jerman, larinya yang kencang membuat SUV kompak ini digemari anak muda pada saat peluncurannya.
BMW X1 E84 varian sDrive 20d ini beredar mulai dari tahun 2009 hingga tahun 2011, dengan mengandalkan mesin diesel berkapasitas 1.995 cc, 4 silinder segaris, common-rail turbodiesel, variable intake geometry.
Mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga 177 dk di 4.000 rpm dan torsi 350 Nm di 1.750-3.000 rpm yang dipadukan dengan transmisi Otomatis 6-percepatan Steptronic.
Memang, suara mesin diesel common-rail terdengar cukup halus, meski dibandingkan dengan mesin bensin masih kalah hening.
Baca Juga: BMX X1 Bekas, SUV Eropa Termurah, Tahun Segini Cuma Dilego Rp 180 juta
Tetapi tarikannya bukan main-main, Mengandalkan torsi seperti itu, injak pedal gas hingga mentok, punggung seolah ditarik sandaran jok, dan itu pun berlangsung terus hingga mobil 6-percepatan Steptronic ini melesat cepat.
Saat dites oleh tim OTOMOTIF pada saat barunya di tahun 2010, dari diam (0 km/jam) hingga kecepatan 100 km/jam, BMW X1 sDrive 20d ini, hanya butuh waktu 9,1 detik saja, termasuk kencang untuk kelas SUV kompak.
Tentunya tanpa asap tebal seperti hasil pembuangan mesin diesel zaman dulu. Tarikan kuat
ini tentu tak lepas dari peran keong alias turbo dengan variable intake geometry.
Kemudian pada pengetesan akselerasi pertengahan dari 40 km/jam - 80 km/jam, SUV kompak asal Jerman ini membutuhkan waktu 4,8 detik.
Baca Juga: SUV Eropa BMW X1 Bekas Murah, Tampil Gagah Dengan Modal Rp 160 Juta, Ini Daftarnya
Nuansa sport memang masih agak kentara lewat tunggangan ini, bodinya tergolong rendah bila disejajarkan dengan SUV lain seperti Nissan X-Trail atau Honda CR-V serta Audi Q7.
Masuk ke dalam pun tak seperti mengendarai SUV, dengan engine hood yang panjang, seperti menunggangi sebuah coupe.
Melaju cepat memang sebuah tujuan ketika mengendarai tunggangan berpenggerak roda belakang ini. Dengan sosok SUV namun karakter sporty.
Pada jalan berliku, stabilitas X1 boleh diandalkan, ayunan bodinya tak terlalu banyak, tentu akibat dari sosoknya yang tidak jangkung, plus suspensi yang menunjang untuk melaju kencang.
Baca Juga: Biaya Perawatan BMW Lawas di Karunia Jaya Abadi 2, Servis, GCU Hingga Turun Mesin
Sayang suspensi yang asyik untuk ngebut tetapi kurang nyaman di jalan jelek, ini karena bantingannya terasa agak keras, sebuah konsekuensi stabilitas di atas aspal.
Kerennya, fitur Cornering Brake Control dapat membantu ketika mobil melaju kencang di tikungan dan ketika terpaksa mengerem mendadak, menjamin mobil tidak akan melintir.