Otoseken.id - Di mobil matik, transmisinya menggunakan cairan khusus untuk dapat beroperasi.
Oli transmisi mobil matik namanya automatic transmission fluid (ATF).
Di masing-masing mobil matik memiliki jadwal penggantiannya secara rutin.
Namun, apa jadinya jika cairan transmisi otomatis tersebut telat atau bahkan jarang diganti?
Baca Juga: Mobil Matik Jebol Sering Pindah Gigi Dari D ke N, Ini Kata Bengkel Spesialis
Ada beberapa masalah yang dapat ditimbulkan.
Yang pertama adalah terjadinya selip pada transmisi.
Untuk menguji selip transmisi, kita dapat mengendarai mobil melewati jalan menanjak.
Dalam kondisi normal, selip yang terjadi sangatlah minim dan tidak terasa.
Baca Juga: Ini Syarat Mobil Matik Pindah Gigi Rendah Saat Meluncur di Turunan
Namun, jika kita mendapati putaran mesin naik tapi tidak selaras dengan pertambahan kecepatan, maka itu pertanda transmisi sudah mengalami selip.
Pada kondisi yang parah, mobil akan sangat sulit untuk menanjak.
Masalah lain yang muncul adalah bunyi kasar dan hentakan pada saat pindah gigi karena torque converter yang sudah rusak.
Selain itu, kotoran yang dibawa cairan transmisi juga dapat menyumbat saringan yang menyebabkan sirkulasi cairan transmisi tidak lancar.
Baca Juga: Penyebab Transmisi Mobil Matik Bisa Mengalami Overheat
Oleh karena itu, pastikan untuk melakukan penggantian cairan transmisi otomatis sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh pabrikan.
Pakai Oli Transmisi Matik Aftermarket, Bikin Tarikan Mobil Matik Enteng?
Otoseken.id - Oli jadi bagian penting di transmisi matik seperti konvensional, CVT sampai dual clutch.
Tidak hanya oli transmisi matik OEM (Original Equipment Manufacturer) saja yang dijual, di pasaran banyak juga oli transmisi matik aftermarket
Penggunaan oli transmisi matik aftermarket banyak yang beranggapan bahwa akan membuat kinerja transmisi menjadi lebih enteng.
Saat bertanya ke spesialis perbaikan transmisi matik Rizki Auto, Supriyanto atau akrab disapa Supri menggungkapkan bahwa anggapan tersebut salah.
"Betul, oli transmisi aftermarket itu bukan bikin tarikan mobil jadi enteng seperti oli mesin," ucap Supri.
Baca Juga: Perang 4 Mobil Hatchback, Jazz vs Aerio vs Getz vs Aveo, Menang Mana?
"Oli transmisi matik aftermarket yang kualitasnya bagus memiliki jangka pakai yang lebih lama dibanding oli OEM," tambah Supri yang bengkelnya berada di Jl. Raya Pulogebang No. 85, Jakarta Timur.
Karena kinerjanya berbeda dibanding oli mesin, oli transmisi matik aftermarket bukan untuk membuat enteng tarikan mobil.
Menurut pengalaman Supri, oli transmisi matik aftermarket mampu bertahan lebih dari 50.000 kilometer.
"Karena yang dibutuhkan transmisi matik itu hanya oli yang bersih dan melumasi dengan sempurna," sebutnya lagi.
Dan beberapa oli transmisi matik aftermarket memiliki kriteria standarisasi yang lebih tinggi dibanding dengan oli OEM.
Baca Juga: Honda Mobilio Tipe S Tahun 2014, Trim Terendahnya Lebih Worth It?
Akan tetapi, harga jual yang ditawarkan juga bisa lebih mahal.
Sebagai contoh, oli transmisi matik aftermarket seperti 77 Oil ATF MV (Multi Vehicle) full synthetic dijual Rp 135 ribu per liternya.
Sedangkan untuk transmisi matik CVT seperti Repsol CVT dijual Rp 95 ribu per liternya.
Oh iya, tetap gunakan oli transmisi yang sesuai dengan jenis transmisi matik masing-masing mobil ya sob.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR