Otoseken.id - Transmisi AMT (Automated Manual Transmission) salah satu transmisi otomatis yang cara kerjanya berbeda denngan transmisi otomatis konvensional maupun CVT.
Seperti pada Wuling Cortez 1.8 i-AMT, Renault Triber dan sebaginya.
Begitupun dengan AGS (Auto Gear Shift) yang merupakan merek dagang Suzuki di transmisi AMT yang digunakan Ignis dan Karimun Wagon R.
Pada dasarnya, komponen transmisi AMT sama seperti manual, jadi transmisi AMT merupakan transmisi manual yang dioperasikan secara otomatis.
Baca Juga: Suzuki Ignis AGS dan M/T Pakai Oli Transmisi Sama, Ini Penjelasannya
"Kerja kopling digantikan aktuator hidraulis yang bekerja menurut putaran mesin, perpindahan gigi secara otomatis dilakukan Transmission Control Module (TCM)," ucap Hadrian, Service Advisor Suzuki Gunung Sahari, Jakarta.
Karena berbeda dengan transmisi otomatis konvensional dan CVT, mengoperasikan transmisi AMT pun juga berbeda, apalagi saat di medan yang menanjak.
Bila tidak tahu triknya, perpindahan gigi yang terjadi akan terasa tidak nyaman, seperti ada jeda agak lama.
Berikut tips cara mengoperasikan transmisi AGS Atau AMT di Suzuki Ignis, Wuling Cortez dan sebagainya saat menanjak:
"Saat Anda harus melewati jalan mendaki yang lumayan curam, apalagi bila harus melakukan stop and go di kondisi jalan seperti itu , disarankan menggunakan low gear," saran Arief Ramadhi, Product Planning Specialist Wuling Motors Indonesia.
Sebab pada posisi gigi rendah, torsi mesin lebih kuat ‘menghela’ roda.
Atau kalau mau aman, pindahkan mode berkendara menggunakan mode manual.
Baca Juga: Pemilik Suzuki Ignis Harus Tahu, 4 Cara Ini Bisa Bikin Awet Sistem AGS
Karena pakai mode ini, posisi giginya fix seperti transmisi manual, sehingga kita bisa atur di gigi berapa yang kuat dan ideal untuk menghadapi tanjakan yang dilewati.
Caranya, dengan cukup menaikkan atau menurunkan tuas transmisi.
Oh iya, yang wajib diperhatikan bila mobil Anda berpenggerak roda depan, saat menanjak di tanjakan curam, sebaiknya urut gas perlahan-lahan dan cari jalur yang sedikit lebih landai.
Terutama ketika menghadapi tikungan patah atau ‘U Turn’ di tanjakan ekstrem.
Karena dari pengalaman kami jika mobil sempat berhenti di tikungan patah yang menanjak tajam, ban depan cenderung mudah slip bila gas terlalu dibejek dalam. Apalagi bila permukaan jalannya licin atau basah.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | Otomotifnet.com |
KOMENTAR