Sesekali bannya selip karena licin, namun kontrol traksi dan limited slip elektronik segera membagi tenaga ke semua roda, mengurangi gejala selip. Itu rintangan pertama yang relatif gampang.
Abis itu Mercy ML350 di arahkan ke bagian yang lebih berat. Gundukan melintang yang membutuhkan langkah suspensi serta traksi maksimal buat melewatinya.
Jarak overhang bagian depan yang ideal membuat bagian depan SUV ini tidak membentur tanah saat mulai naik ke gundukan.
Sesaat setelah ban depan melewati bagian yang tertinggi, terasa roda depan kirinya menggantung. Dalam posisi miring, hampir seluruh beban mobil terkonsentrasi ke roda kanan belakang. Sempat tersendat beberapa saat.
Nah, dalam kondisi ini teknologi jadi memudahkan. Pedal gas ditekan perlahan sampai ban yang menggantung berputar bebas beberapa saat. Lalu terdengar bunyi krek... krek...krek dari kolong mobil.
Baca Juga: Ford Everest Titanium 3.2 4WD Gen 3, Mesin Tangguh dan Jago Off-road
Saat itulah sistem gerak empat roda dan transmisi pintarnya bekerja sama membagi traksi secara merata ke roda- roda yang masih mencengkeram permukaan tanah. Perlahan tapi pasti, Mercy ML350 beringsut melangkahi gundukan. Selanjutnya, jadi gampang melintasi rintangan-rintangan itu.
Transfer case dan kontrol traksi yang diatur sistem elektronik dan komputer, tak pernah salah bekerja dan mengantisipasi kondisi permukaan jalan.
Meskipun dua roda sampai ngangkat asal bodi mobil tidak nyangkut, Mercedes-Benz ML350 tetap bisa maju terus.
Di balik kap mesin, Mercedes-Benz ML350 ditanam mesin V6 3.498 cc bertenaga 200 dk di 6.000 rpm dan torsi 350 Nm di 2.400 -5.000 rpm.
Mesin tersebut dipadukan dengan transmisi matik yang disalurkan keempat roda jenis AWD (All Wheel Drive).
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | Majalah JIP |
KOMENTAR