Otoseken.id - Mitsubishi Kuda pertama kali muncul di Indonesia tahun 1999 untuk melawan Toyota Kijang dan Isuzu Panther di kelas MPV.
Kemudian pada Maret 2002, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor selaku APM Mitsubishi menghadirkan Mitsubishi Kuda generasi kedua.
Generasi kedua ini memiliki desain yang lebih keren, dan sudah menggunakan lampu kristal.
Generasi ini juga disebut-sebut sebagai Mitsubishi Galant 7 penumpang lantaran rasa mengemudi seperti sedan dan tenaga besar.
Pada generasi ini ada yang dibekali mesin 2.0 L injeksi (MPI) berkode mesin 4G63 S4, menawarkan 3 varian, yakni Deluxe (standar), Diamond (menengah) dan Grandia (mewah).
(Baca Juga: Mtsubishi Kuda Generasi kedua, Penantang Kijang Ini Punya Tenaga Besar)
Sorotan tertuju pada Grandia matik. Power mode bekerja saat tombol over-drive (od) dalam posisi off.
Fungsi over-drive (od) untuk memindahkan transmisi ke gigi rendah, dan selama diaktifkan maka posisi transmisi tidak akan beranjak naik.
Hal ini lantaran adanya sistem yang memberikan perintah untuk menahan transmisi pada posisi yang lebih rendah dan juga membantu pengereman.
Dari jarum takometer terlihat, saat perpindahan gigi, putaran mesin lebih tinggi sekitar 200 rpm dibanding tanpa memakai power mode.
(Baca Juga: Mitsubishi Kuda 1.6 Karburator Generasi Pertama, Lawan Kuat Kijang)
Perpindahan gigi saat akselerasi juga cukup halus, tetapi sebaliknya, terasa sendatan saat pindah gigi turun pada kecepatan tinggi.
Jika dibarengi pengereman, Mitsubishi Kuda ini seakan mau berhenti mendadak.
Secara teknis, sejak awal kelahirannya, Kuda punya banyak keunggulan dibanding para kompetitor.
Memiliki fitur adopsi dari tipe sedan. Misalnya, pengatur posisi tinggi rendah jok depan dan wiper yang bisa bergerak otomatis saat tuas penyemprot air ditarik.
Namun Mitsubishi Kuda membawa kabin yang lebih sempit dari kompetitor teratasi, KTB tak perlu sungkan lagi menghadapkan produknya face to face dengan Toyota Kijang maupun Isuzu Panther.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | OTOMOTIF |
KOMENTAR