Otoseken.id - Motor seken alias bekas, remnya ada yang menggunakan sistem ABS (Anti-lock Braking System) 1 channel dan ada juga yang 2 channel.
Mungkin diantara kalian masih ada yang bingung apa bedanya sistem rem ABS 1 channel dan 2 channel di motor.
Padahal, perbedaan rem ABS 1 channel dan 2 channel ini bisa dibilang gampang diketahui.
Apa sih bedanya dari rem ABS 1 channel dan 2 channe di motor?
Baca Juga: Pilihan Motor Bekas 250 CC Non Ninja dan R25, Termurah Rp 20 Jutaan
“Pada tipe single atau 1 channel, sistem ABS hanya bekerja di roda depan. Sedangkan roda belakangnya berfungsi seperti biasa tanpa ada sistem ABS-nya," ujar Iwaki Atsushi, Director of OE Division Bosch Indonesia kepada GridOto.com.
"Sedangkan ABS 2 atau dual channel bekerja di roda depan dan belakang alias keduanya,”
Dari penampilan, motor dengan ABS 2 channel memiliki wheel speed sensor yang terletak di roda depan dan belakang.
Sedangkan pada motor dengan ABS 1 channel, sensor tersebut hanya terpasang di roda depan.
Baca Juga: Deteksi Busi Motor Bekas Lemes, Kondisi Begini Segera Ganti
“Tentunya rem ABS 2 channel memberikan tingkat safety lebih karena bisa mendeteksi terkuncinya kedua roda motor saat berkendara,” lengkapnya.
Selain itu, ada alasan tersendiri mengapa sensor ABS pada tipe 1 channel terpasang di roda depan.
“Karena letak kendali dan titik beban motor ada di roda depan, sehingga lebih diutamakan ” ujar Tri Tjahjono, Kepala Laboratorium Transportasi Teknik Sipil UI kepada GridOto.com.
Baca Juga: Efek Pandemi Virus Corona, Harga Motor Bekas Turun Drastis di Pasaran?
Motor dengan ABS 1 channel sendiri umumnya terdapat pada motor yang masih menggunakan rem tromol di belakang.
Jadi, pada rem ABS 1 channel risiko menguncinya roda belakang masih sangat mungkin terjadi.
Itu akibat dari sensor dan sistem ABS yang hanya tersedia dan membaca gerakan roda depan saja Sob!
Deteksi Busi Motor Bekas Lemes, Kondisi Begini Segera Ganti
Otoseken.id - Mendeteksi busi motor yang sudah lemes ada beberapa cara.
Pertama, bisa dilihat dari capaian kilometer saat busi motor digunakan.
Biasanya pabrikan motor dan busi sepakat untuk menyarankan pergantian busi pada 6.000 Km.
Nah, cara kedua bisa dilihat dari kondisi fisik busi motor.
Baca Juga: Efek Pandemi Virus Corona, Harga Motor Bekas Turun Drastis di Pasaran?
“Bisa dilihat dari kondisi elektroda pusat (centre) dan posisi elektroda ground-nya,” buka Diko Octaviano, selaku Technical Support PT NGK Busi Indonesia pada saat sesi tanya jawab Instagram Live NGK Indonesia Kamis (09/04/2020).
Seiring pemakaian elektroda pusat atau center semakin lama semakin menipis.
“Efeknya gap atau celah antara elektroda pusat dengan groundnya semakin jauh. Misalnya awalnya 0,8 mm,” jelas Diko saat menjawab pertanyaan di Instagram Live NGK Indonesia.
“Seiring pemakaian gap atau celah pada busi bisa bertambah lebar jadi 0,9 mm bahkan 1,0 mm,” wanti Diko.
Baca Juga: Ngoprek Santuy di Rumah, Cek Minyak Rem Motor Bekas, Wajib Ganti Kalau Begini
Jangan dianggap sepele jika gap atau celah antara elektroda pusat dengan groundnya semakin jauh.
“Efeknya titik api semakin enggak fokus dan titik pusat pembakaran jadi enggak efisien,” kata Diko.
“Kondisi busi seperti ini yang mengharuskan busi motor harus diganti,” pungkas Diko.
Kalau kondisi elektroda pada busi sudah jelek, efeknya percikan yang dihasilkan busi juga enggak fokus.
Baca Juga: Oli Mesin Motor Bekas Bocor Tenaga Loyo, Tanda Part Mesin Ini Rusak
Efeknya proses pembakaran pada mesin motor jadi enggak maksimal sehingga tarikan motor jadi enggak enak.
Bahkan kalau sudah parah, mesin motor jadi mati mendadak dan susah nyala saat pagi hari.
Makanya kalau kalian menemukan kondisi celah elektroda pusat dengan ground-nya sudah terlalu jauh, segera diganti.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR