Di sektor dapur pacunya pun S-Presso mengalami improvement, S-Presso sebelumnya pakai mesin berkode K10B, sekarang pakai mesin berkode K10C yang diklaim lebih halus dan efisien.
Secara kapasitas dan jumlah silinder, K10C dan K10B di S-Presso sebelunya, sama-sama 3-silinder berkapasitas 998 cc, yang membedakan adalah teknologi Dual Jet yang difokuskan pada efisiensi thermal dan konsumsi BBM yang lebih irit.
Mesin S-Presso K10C yang baru tersebut mampu menghasilkan tenaga 66 dk dan torsi 89 Nm.
Sedangkan Honda Brio Satya E di atas kertas lebih menjanjikan, jumlah silindernya pun lebih banyak, Brio Satya pakai mesin dengan konfigurasi 4-silinder 1.199 cc i-VTEC, tenaganya mencapai 89 dk di 6.000 rpm dan torsi 110 Nm rpm.
Jadi soal performa mesin, Brio lebih unggul.
Transmisi Otomatis
Pada sistem transmisi otomatis, keduanya pakai jenis yang berbeda, Suzuki S-Presso pakai transmisi otomatis jenis AMT (Automated Manual Transmission) yang Suzuki menyebutnya AGS.
Pada dasarnya transmisi otomatis jenis AMT tersebut adalah transmisi manual yang diotomatiskan dengan bantuan komputer dan sensor, makanya rasa berkendaranya seperti mengemudi mobil manual.
Sementara Honda Brio Satya sudah pakai transmisi otomatis jenis CVT, transmisi otomatis jenis CVT ini memiliki keunggulan pada rasa berkendara yang lebih halus dan nyaman, karena rasio perpindahan giginya dilakukan secara berkesinambungan (smooth).
Soal harga (OTR Jakarta), Suzuki S-Presso dibanderol mulai dari Rp 168,3 juta sampai Rp 178,3 untuk tipe AGS.
Kalau Honda Brio Satya E MT dibanderol Rp 173,2 juta, dan Brio Satya E CVT Rp 189,7 juta.
Baca Juga: Iritnya Kebangetan, Konsumsi BBM Suzuki S-Presso AGS Dipakai Macet-macetan Tembus Segini
Editor | : | ARSN |
KOMENTAR