Penyebab Mobil Tak Lolos Uji Emisi, Siap-siap 13 November Jakarta Resmi Berlakukan Sanksi Tilang

Abdul Aziz Masindo - Senin, 1 November 2021 | 07:00 WIB

Setiap kendaraan bermotor wajib lulus uji emisi mulai 24 Januari 2021 (Abdul Aziz Masindo - )

Otoseken.id - Penerapan sanksi berupa tilang bakal diberlakukan di Jakarta mulai 13 November 2021 mendatang.

"Nanti akan dilakukan penegakan hukum secara tegas berupa tilang oleh pihak Kepolisian. Pemberlakuan penegakan hukum berupa tilang dan pengenaan sanksi denda administrastif akan dilakukan mulai 13 November 2021," kata Syafrin Liputo, Kepala Dinas Perhubungan  (Dishub) DKI Jakarta dalam keterangan resminya.

Lantas apa yang menyebabkan mobil tidak lolos uji emisi? 

Rendi dari Bengkel Nawilis mengatakan, parameter yang diukur dalam uji emisi khusus mobil bensin adalah CO atau Carbon Monoksida, dan HC atau Hidrokarbon.

"Di Nawilis bisa uji emisi gas buang, syarat supaya lulus uji emisi itu parameternya itu CO atau Carbon Monoksida, dan HC atau Hidrokarbon, kalau lewat dari ambang batas, maka tidak lulus uji emisi," kata Rendi saat diwawancarai di Radio Dalam, Jakarta Selatan.

Alat uji emisi di Auto2000

Baca Juga: Daftar Bengkel Uji Emisi di DKI Jakarta, Mulai dari Bengkel Umum sampai Resmi

Rendi menegaskan, faktor yang terpenting supaya lulus uji emisi gas buang mobil adalah perawatan, selain itu ada komponen yang perlu diperhatikan.

"Kalau mobil-mobil modern kan memang didesain untuk ramah lingkungan ya, selama mobil itu normal, enggak dioprek-oprek, bahan bakar juga sesuai dengan yang dianjurkan, dan perawatan rutin, hampir pasti lulus," ujar Rendi.

Apalagi mobil-mobil modern sudah dilengkapi dengan catalytic converter, komponen ini berperan penting sebagai menyaring gas racun seperti Hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan sebagainya," lanjutnya.

"Mobil-mobil yang gagal uji emisi di bengkel ini kebanyakan setelah dicek itu ruang bakar yang kemasukan oli, itu sudah pasti enggak lulus," katanya.

Oli yang masuk ke ruang bakar menurut Rendi hampir pasti kadar HC atau hidrokarbonnya tinggi sehingga melewati ambang batas yang sudah ditetapkan.

Selain itu, campuran udara dan bahan bakar yang tidak sesuai dapat menyebabkan CO atau karbon monoksida menjadi tinggi.

Begitupun dengan Kondisi busi yang tidak sehat, dan filter udara yang sudah waktunya diganti juga mempengaruhi hasil uji emisi gas buang.

"Busi juga pengaruh, misalkan busi setengah pincang, artinya ada satu silinder yang enggak ngebakar sempurna, akhirnya di knalpot kadar bensinnya masih tinggi, filter udara yang kotor juga bisa ngaruh," ungkapnya.

Taufan Rizaldy/GridOto.com
Menguji emisi gas buang Toyota Vios yang sudah berusia 6 tahun.

Baca Juga: Syarat Lulus Uji Emisi Gas Buang, Beda Usia Mobil Beda Ambang Batasnya

Untuk itu, Rendi menyarankan untuk mengganti komponen fast moving yang sudah waktunya diganti dan lakukan tune up meliputi pembersihan ruang bakar (purging) dan membersihkan injektor.

Dengan begitu ruang mesin bisa bersih dari sisa kotoran atau residu yang tidak terbakar sempurna.

"Supaya lulus uji emisi kalau ada komponen yang rusak sebaiknya perbaiki dulu atau komponen fasti moving yang sudah mulai aus seperti busi, filter udara, sebaiknya ganti dulu, anjurannya rata-rata pabrikan di 10 ribu kilometer," ucapnya.

"Lakukan tune up juga, bersihkan ruang bakar dan injektor," tutup Rendi, teknisi Bengkel Nawilis di Radio Dalam, Jakarta Selatan.