Otoseken.id - Wah, Pemda DKI Jakarta rencannya akan memperluas lokasi parkir yang menerapkan aturan emisi gas buang nih.
Jadi, kendaraan yang belum melakukan uji emisi maupun yang tidak lolos uji emisi, bakal dikenakan biaya parkir maksimal yang diberlakukan.
Malah ada wacana tarif parkir maksimal akan dinaikkan lagi hingga Rp 60 ribu per jamnya, khususnya di wilayah yang bersinggungan dengan angkutan umum massal.
Nah, buat Anda yang mobilnya sudah bolak balik uji emisi tapi enggak lolos juga, ada nih cairan ajaib yang bisa menurunkan emisi gas buang kendaraan secara cukup signifikan.
Baca Juga: Sering Lakukan Hal Ini Mobil Bekas Bisa Tak Lolos Uji Emisi
Hal tersebut sudah Otomotifnet.com buktikan langsung pada Suzuki Ertiga Dreza keluaran 2017.
Cairan yang dimaksud adalah Catalitic Rapid Restorer berlabel Swez keluaran lokal.
Pengujian emisi gas buang dilakukan menggunakan alat uji emisi keluaran Brain Bee tipe AGS-688 buatan Italia.
“Alat uji emisi ini sudah mendapat sertifikasi dari Unit Pengelola Metrologi pemda DKI Jakarta,” papar Heru Sugianto, ST., General Manager PT Enviro Buana Cipta selaku distributor Brain Bee di Indonesia.
Baca Juga: Penyebab Mobil Gagal Uji Emisi Gas Buang, Begini Cara Supaya Lulus
Oiya, sebenarnya Ertiga Dreza GS A/T milik kru Otomotifnet.com ini telah melakukan uji emisi gas buang bengkel resmi Suzuki Pulogadung, Jaktim, dan hasil lolos uji emisi.
Namun untuk menguji cairan pembersih katalis di dalam saluran knalpot ini, emisi gas buangnya kembali diukur.
Mula-mula sebelum disuntik Catalitic Rapid Restorer merek Swez ini, gas buang awal diukur terlebih dulu.
Hasilnya, kadar CO (karbon monoksida) terukur sebesar 0,13 % Vol dengan CO correction bernilai sama.
Baca Juga: Syarat Lulus Uji Emisi Gas Buang, Beda Usia Mobil Beda Ambang Batasnya
Sementara kandungan HC (hydro carbon) terukur sebesar 42 ppmVol.
Nilai segitu sebenarnya masih jauh di bawah ambang batas regulasi emisi gas buang yang diberlakukan dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 66 Tahun 2020 tentang Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.
Dimana mobil bensin yang tahun produksinya di atas 2007, kadar CO-nya tak boleh lebih dari 1,5 % Vol dan batasan maksimal HC sebesar 200 ppm.
Kemudian dilakukan penyuntikan cairan pembersih katalis melalui slang vakum yang dicabut dari booster rem.
“Cairan ini akan disedot masuk ke dalam intake manifold lewat slang vakum tersebut,” terang Sumarno, mantan trainer mekanik di pabrikan Suzuki yang turut mendevelop chemical ini.
Proses menginjeksi Catalitic Rapid Restorer Swez ini dilakukan dalam kondisi mesin idle sampai cairan di botol habis.
Setelah habis, mesin diblayer sampai sisa-sisa cairan yang masuk ke dalam saluran knalpot keluar semua.
Pada proses terlihat kabut asap cukup tebal keluar dari ujung knalpot.
“Cairan ini juga sekalian membersihkan kerak-kerak yang nempel di O2 sensor yang dilewatinya, sehingga pembacaan sensor nantinya akan lebih akurat,” terang punggawa Masmun Sukses Motor yang bermarkas di Solo, Jawa Tengah ini.
Kelar asap tadi mulai hilang, lanjut mengukur emisi gas buangnya lagi. Jreenng.. hasilnya cukup membuat kami kaget, terutama nilai HC-nya.
Bagaimana tidak, bila sebelumnya terukur sebesar 42 ppmVol, setelah dilakukan penyuntikan cairan pembersih katalis tersebut, langsung turun jadi hanya 11 ppmVol.
Artinya terjadi koreksi sebanyak 31 ppmVol atau berhasil ditekan lagi kadar HC-nya sebesar 73%.
“Saya juga kaget, jujur saja saya sendiri belum pernah tes internal karena belum punya alat uji emisinya. Bayangan saya gak akan turun seekstrem ini,” aku Sumarno.
Sementara nilai CO-nya turun sebanyak 0,03 % Vol jadi 0,10 % Vol. Mantap!
Oiya, harga Catalitic Rapid Restorer Swez menurut Sumarno dibanderol sekitar Rp 80 ribuan saja.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | Otomotifnet.com |
KOMENTAR